Beritasulsel.com – Puluhan bocah pengemis yang diperkirakan berusia antara 7 hingga 10 tahun memadati lampu merah perempatan Pangker Pangkajene, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Informasi yang dirangkum, Bocah-bocah tersebut bukan warga Kabupaten Sidrap melainkan warga dari kabupaten lain yang diduga dieksploitasi oleh seseorang untuk mengemis atau minta-minta.
Fenomena ini sangat meresahkan warga dan pengendara, pasalnya, bila lampu merah menyala, mereka secara bergerombol berlarian menuju mobil yang berhenti kemudian satu persatu mendekat ke pintu mobil menadahkan dus minta uang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Meresahkan sekali. Kalau mereka tertabrak tentu membuat kami berurusan lagi dengan polisi, untuk itu kami berharap agar ini ditertibkan dan alangkah bagusnya jika mereka dipulangkan ke kampung masing masing lalu disekolahkan,” tutur salah satu pengemudi mobil yang melintas di lampu merah tersebut mengaku bernama Awal, Jumat (23/2/2024).
Sementara itu, Ketua LSM GMBI Sidrap, Hj. Arty Muhammadiyah, mengaku mendapat informasi bahwa bocah pengemis tersebut dieksploitasi oleh seseorang preman berinisial GW.
Bocah tersebut diduga disuruh mengemis lalu uangnya dipakai membeli minuman keras (miras) oleh GW untuk dipakai berpesta miras.
Hj. Arty juga mengaku telah melaporkan hal ini ke Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Sidrap, dia berharap Satpol PP segera turun dan mengamankan bocah bocah yang diduga korban eksploitasi itu.
“Saya duga bocah pengemis ini disuruh atau dikoordinir oleh preman berinisial GW. Mereka disuruh mengemis untuk dipakai GW beli miras, dugaan saya begitu. Selain itu, bocah bocah ini sangat meresahkan pengguna jalan, kami khawatir kalau kalau mereka ini ditabrak mobil maka sebelum ada korban, kami minta pihak berwajib menertibkan pengemis ini,” tutur Hj. Arty sesaat lalu. (***)