Beritasulsel.com – Aksi kemanusiaan (penyalaan seribu lilin) digelar di depan Kantor Gubernur Sulawesi Selatan. Rabu, 15 Mei 2024.
Aksi tersebut diinisiasi oleh Dewan Pengurus Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Simbuang-Mappak (DP-IPPEMSI) Makassar terkait peristiwa tragis yang dialami oleh warga Simbuang-Mappak beberapa hari yang lalu.
Daniel Grand Saputra selaku Ketua Umum Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Simbuang-Mappak (IPPEMSI) Makassar mengatakan selain daripada berkabung, aksi seribu lilin juga sebagai bentuk pengecaman kepada Pemerintah Provinsi Sulsel dan Pemerintah Kabupaten Tana Toraja yang ia nilai bertanggungjawab atas peristiwa tragis tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Maka dari itu lewat aksi ini, kami menuntut Pemerintah Provinsi Sulsel dan Pemerintah Daerah Kabupaten Tana Toraja untuk segera menuntaskan infrastruktur jalan di Simbuang-Mappak. Kita semua tidak mau jika ada korban berjatuhan lebih banyak lagi,” ucap Daniel.
Peristiwa tragis tersebut juga mendapat simpati dari berbagai pihak. Terbukti banyak masyarakat diluar daripada Simbuang, Tana Toraja hadir dalam aksi 1000 lilin tersebut. Diantaranya, masyarakat Pinrang, Mamasa, luwu, organisasi kemahasiswaan, organisasi kepemudaan, dan tokoh agama. Mereka datang dengan tulus menaruh duka kepada Simbuang-Mappak, mengakibatkan depan Kantor Gubernur Sulawesi Selatan sesak dengan masyarakat. Terhitung sebanyak 500 lebih orang hadir dalam kegiatan aksi seribu lilin tersebut.
Daniel mengungkapkan bahwa aksi tersebut ada di dua lokasi. Pertama di Makassar (Kantor Gubernur SulSel) dan ke dua di Tana Toraja (Plaza Kolam Makale), dengan waktu dan tuntutan yang sama.
“Semoga dari aksi seribu lilin ini Pemerintah Sulawesi Selatan dan Pemerintah Daerah Kabupaten Tana Toraja bisa membuka hati dan menaruh keseriusan untuk membangun Kecamatan Simbuang-Mappak, terkhusus persoalan jalan,” harapnya.
Selain itu pula, lewat aksi tersebut mempertanyakan anggaran infrastruktur di Simbuang-Mappak ditarik. Dalam orasinya, Daniel menyayangkan sikap yang diperlihatkan oleh Penjabat Gubernur yang seolah-olah menutup mata terhadap apa yang dialami masyarakatnya, khususnya di Simbuang-Mappak.
“Sangat menyayangkan sikap yang dipertontonkan PJ Gubernur, seolah menutup mata dengan apa yang dialami masyarakatnya. Sejak ruang diskusi yang dibuka IPPEMSI kepada PJ Gubernur bulan Januari lalu, sampai saat ini, Pemprov masih enggan membuka suara terhadap persoalan itu,” bebernya.
Melihat respon Pj Gubernur yang acuh, ia bersama IPPEMSI memastikan tidak akan menyerah sedikitpun. Menurutnya, IPPEMSI yang didukung penuh masyarakat Simbuang-Mappak akan terus membayang-bayangi kemanapun Pj Gubernur pergi.
“Kami berjanji tidak akan membiarkan orang-orang yang sudah menyakiti masyarakat sebelum mempertanggungjawabkan apa yang telah dia lakukan kepada masyarakat Simbuang-Mappak,” pungkas Daniel.
Diketahui, peristiwa di Simbuang-Mappak adalah adanya Ibu hamil bernama Maru’ (30) melahirkan di pinggir jalan di Kecamatan Simbuang, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel) hingga bayinya meninggal saat persalinan. Pihak keluarga pun mengeluhkan kondisi jalan yang sudah lama rusak hingga Maru’ harus dibonceng menggunakan motor ke rumah sakit (RS).
Diketahui pula, anggaran sebesar Rp 17 M untuk ruas Masuppu-Batas Pinrang tersebut dianggarkan diera Andi Sudirman Sulaiman saat masih menjabat Gubernur Sulsel. Namun anggaran tersebut tiba-tiba ditarik sehingga IPPEMSI melakukan aksi demo. (*)