Beritasulsel.com – Buruh pekerja pada proyek pembangunan Pasar Rakyat Mannanti, Kecamatan Tellulimpoe, Kabupaten Sinjai dan sejumlah masyarakat melakukan aksi penyanderaan mobil operasional dan penyegelan proyek pasar.
Mereka menduga pihak kontraktor ingin melarikan diri dan tidak membayar upah pekerja lantaran rekanan kontraktor yang mengerjakan pembangunan Pasar tersebut diduga tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya sesuai kontrak kerja dengan dalih wajib membayar denda perhari lantaran diadendum.
Pembagunan pasar rakyat Mannanti di kerjakan oleh PT. Rifat Sejahtera Perkasa melalui Dinas perdagangan Perindustrian Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Sinjai dengan menelan anggaran Rp5,7 M.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketua Umum forum Pemuda Kreatif (FKM) Mannanti, Muh. Jabir Alfaraby, sangat menyayangkan adanya polemik pada pelaksanaan proyek pembangunan tersebut.
“Saya meminta kepada pihak yang berwajib untuk turun menyelesaikan persoalan ini. Karena banyaknya yang dirugikan terutama buruh pekerja yang sampai sekarang belum terbayarkan gajinya senilai ratusan juta rupiah,” pinta Jabir, Kamis (31/1/2019).
Ditambah lagi, kata dia, pembangunan Pasar Rakyat Mannanti yang seharunya rampung pada tanggal 31 Desember 2018 dan dinikmati oleh masyarakat namun sampai sekarang belum selesai pekerjaannya..
“Kami menekankan kepada pihak yang terkait untuk turun menyelidiki pembagunan Pasar Rakyat Mannanti dan memberikan sanksi tentang penyelewengan gaji pekerja sesuai aturan yang berlaku”
“Kami sangat berharap nasib pekerja jangan dibiarkan begitu saja, pemerintah selaku penanggung jawab pekerjaan harus memberi perlindungan kepada pekerja dengan memastikan kontraktor membayar gajinya” tegas Jabir.
Semetara itu, pihak PT. Rifat Sejahtera Perkasa yakni Rahmat di saat di hubungi melalui aplikasi WhatsApp mengatakan bahwa ada miskomunikasi antar mandor dengan para tukang.
“Kemarin sudah mediasi dan hari ini kami upayakan penyelesainnya karena upah pekerja yang tahu realnya adalah mandor, sedangkan mandor hari ini baru rencana ke lokasi untuk penyelesaian” pungkas Rahmat. (Sambar/BSS)