Parepare, Sulsel – Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Prof Hamdan Juhannis PhD hadir membawakan ceramah refleksi 9 tahun kepemimpinan Wali Kota Parepare, Dr HM Taufan Pawe, sekaligus membawakan hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW, Senin malam, 31 Oktober 2022.
Refleksi dirangkai peringatan Maulid berlangsung di Masjid Terapung BJ Habibie Parepare, yang dihadiri Wali Kota Parepare, Taufan Pawe bersama jajaran, Forkopimda, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan ribuan masyarakat.
Prof Hamdan membawakan ceramahnya secara santai diselingi guyonan segar, namun sarat pesan dan makna.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saya ini agak sibuk, tapi yang mengundang saya adalah sahabat terbaik saya (Taufan Pawe), jadi saya harus datang meski tadi di kampus baru habis pengukuhan guru besar. Kemudian malam ini sudah harus pulang, karena besok pagi harus ke Bali ikuti konferensi internasional. Nah, kalau Wali Kota Parepare, saya tidak ada daya dan upaya menolak, beliau terlalu baik,” ujar Hamdan membuka ceramahnya.
Di awal ceramahnya, dia mengulas tentang makna angka 9. “Sembilan angka prestasi. Itu angka paling tinggi. Urutan angka kuno, yang paling tinggi 9. Nanti ada angka 10 setelah ditemukan angka 0, tapi sudah bukan angka tunggal. Jadi 9 tahun itu menggambarkan prestasi dan pencapaian (Taufan Pawe). Apa yang tidak ada di Parepare sekarang,” ulas Hamdan.
Dia mengulas tentang stadion yang berstandar nasional sudah ada di Parepare, yakni Stadion Gelora BJ Habibie (GBH). Dan sekarang PSM Makassar bermain di Stadion GBH sebagai markasnya untuk gelaran Liga 1 Indonesia.
Kemudian Pasar Senggol yang kini sudah dibangun representatif, sangat historis dengan “cakar” yang banyak digandrungi masyarakat.
Hamdan juga menyinggung hadirnya Institut Teknologi BJ Habibie (ITH) di Parepare. “Ini pencapaian sangat monumental. Belum ada perguruan tinggi negeri umum resmi selain di Makassar selama ini. Kalau perguruan tinggi negeri keagamaan di luar Makassar ada, tapi tidak ada yang umum. Baru di Parepare ada perguruan tinggi negeri umum, bernama ITH yang jadi ikon pengembangan teknologi di Kawasan Indonesia Timur,” ungkap Hamdan.
Belum lagi ikonik Parepare lainnya yang monumental yakni Monumen Cinta Sejati Habibie Ainun. “Kita tahunya merasakan cinta, namun di Parepare melalui Bapak Taufan Pawe tunjukkan kepada kita ternyata cinta itu bisa dibangun yaitu Monumen Cinta Sejati Habibie Ainun,” papar Hamdan.
Hamdan juga mengulas refleksi 9 tahun dikaitkan dengan peringatan Maulid. Dia mengemukakan, Maulid terkait langsung dengan ajaran Rasulullah yang dipraktikkan menjadikannya suri teladan, Uswatun Hasanah.
“Rasulullah bangun modal sosial yang disebut kepercayaan, menjadi orang yang dipercaya. Nah, Pak Wali (Taufan Pawe) 9 tahun pimpin Parepare karena kita percaya beliau. Dan karena kepercayaanlah yang melahirkan keyakinan. Karena itu kita berkeyakinan beliau akan menghadirkan wisata religius (kawasan kuliner religius) dalam waktu dua bulan,” tegas Hamdan.
Di penghujung ceramahnya, Hamdan mengingatkan untuk menjaga keseimbangan. Karena tidak mudah memimpin suatu daerah dalam 9 tahun. “Rumus keseimbangan Pak Wali adalah menjaga keseimbangan selalu bergerak. Karena hidup itu seperti mengayuh sepeda. Kalau mau jaga keseimbangan teruslah mengayuh,” pesan Hamdan. (*)