Parepare, Sulsel – Tim Assessment yang terdiri dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Parepare, Dinas Kesehatan Parepare, Dinas Perhubungan Parepare, Satpol PP Parepare, Dinas Kominfo Parepare ditambah Dewan Pendidikan Kota Parepare dan Tenaga Ahli Pendidikan Parepare, turun meninjau kesiapan sekolah melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.
Ada tujuh sekolah yang ditinjau pada Selasa, 28 September 2021. Masing-masing SDN 1, SDN 3, SDN 5, SDN 55, dan SDN 71 Parepare untuk jenjang sekolah dasar. Serta SMPN 1 dan SMPN 2 Parepare untuk sekolah menengah pertama.
Tim turun atas perintah langsung Wali Kota Parepare Dr HM Taufan Pawe untuk melakukan assessment memastikan sekolah-sekolah khususnya pilot project benar-benar siap melaksanakan PTM terbatas. Itu karena direncanakan awal Oktober 2021 atau tepatnya Senin, 4 Oktober 2021, sekolah pilot project sudah mulai PTM terbatas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Parepare, Arifuddin Idris mengatakan, Tim Assessment tidak hanya meninjau kesiapan fisik sekolah untuk PTM terbatas, tapi lebih teknis dan mendetail hingga standar operasional prosedur (SOP) yang spesifik di sekolah.
Arifuddin mengungkapkan, ada 60 SD dan SMP di Parepare yang memasukkan permohonan untuk melaksanakan PTM terbatas. Inilah yang ditinjau kesiapannya dalam beberapa hari ini.
“Kami meninjau sejauh mana kesiapan sekolah-sekolah ini. Jadi bukan sekadar mau, tapi benar-benar harus siap. Karena ini perintah langsung Bapak Wali Kota untuk turun melakukan assessment. Hasil assessment ini kemudian kita rapat evaluasi, dan sodorkan ke Pimpinan melalui Pak Sekda,” ungkap Arifuddin di sela peninjauan.
Arifuddin mengemukakan, hasil assessment hari ini, tim sudah mengantongi sekolah-sekolah yang siap PTM terbatas. Dan sekolah-sekolah yang masih memiliki kekurangan diminta untuk dibenahi secepatnya.
Arifuddin menekankan, dua sekolah yang menjadi pilot project yakni SDN 3 Parepare dan SMPN 2 Parepare menjadi prioritas untuk memulai PTM terbatas awal Oktober 2021.
“Awal Oktober sekolah pilot project sudah jalan. Tapi kami akan pantau setiap hari. Segela kekurangan harus secepatnya diperbaiki. Bahkan pada hari ketiga (PTM terbatas) kami akan lakukan sampel swab test antigen secara acak. Jika ada ditemukan, kami langsung minta sekolah ditutup, dan dilakukan evaluasi,” tegas Arifuddin.
Menjadi penekanan Arifuddin, orientasi PTM terbatas bukan hanya pada sekolah pilot project tapi semua sekolah sudah harus siap PTM terbatas dan menerapkan protokol kesehatan ketat jangka panjang.
“Termasuk menjadi perhatian kami bagaimana mengatur kedatangan dan kepulangan anak dari sekolah. Bagaimana prosedur anak itu setiba di rumah. Jangan dulu berinteraksi, tapi mandi dulu, ganti baju, dan seterusnya. Pokoknya harus dipastikan anak mulai ke sekolah, di sekolah, pulang sekolah, di rumah, sampai ke sekolah lagi benar-benar aman dan sehat,” ingat Arifuddin.
Ketua Dewan Pendidikan Kota (DPK) Parepare Dr Muh Nashir menambahkan, yang terpenting adalah SOP di sekolah, dan ditambah SOP di rumah. “Jadi sekolah yang belum siap dan belum miliki SOP, jangan dulu PTM terbatas. Nanti benar-benar siap baru dibolehkan,” imbuh Nashir.
Kepala bidang Pelayanan, Promosi dan Sumber daya Kesehatan Dinas Kesehatan Parepare, Kasna SST MKeb mengingatkan, tidak hanya siswa, tapi guru, staf sekolah, dan warga sekolah pada umumnya harus menjadi suri teladan penerapan protokol kesehatan.
“Guru dan staf sekolah ini harus jadi suri teladan protokol kesehatan. Mulai menggunakan masker, cuci tangan, jaga jarak, dan protokol kesehatan lainnya harus jadi teladan bagi anak didiknya,” tandas Kasna. (*)