Beritasulsel.com – Jika tidak ada aral melintang, mahasiswa Universitas Hasanuddin akan kembali melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Bulukumba.
Sebanyak 360 mahasiswa dijadwalkan tiba di Kabupaten Bulukumba pada tanggal 24 Juni 2019 dan akan mengabdi selama satu bulan.
Rencana kedatangan mahasiswa KKN Unhas Gelombang 102 ini disampaikan oleh pengelola Pusat Pengembangan KKN (P2KK) Unhas Andi Naharuddin pada rapat persiapan pelaksanaan KKN di ruang Rapat Wakil Bupati, Senin 27 Mei 2019.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Rapat yang dipimpin oleh Wakil Bupati Tomy Satria Yulianto dihadiri oleh para camat, lurah/kepala desa yang akan menjadi lokasi KKN.
Andi Naharuddin menyebutkan, KKN gelombang 102 ini dilaksanakan di empat kabupaten, yaitu Bulukumba, Bantaeng, Sinjai dan Bone.
Untuk di Bulukumba peserta KKN terdiri dari dua jenis yaitu KKN Reguler dan KKN Tematik. Mahasiswa KKN Reguler akan ditempatkan di Kecamatan Ujungloe dan Bulukumpa dengan jumlah peserta 280 orang dan KKN Tematik akan ditempatkan di Kecamatan Kindang dengan jumlah 80 orang sehingga totalnya 360 mahasiswa.
“Khusus untuk KKN Tematik, mahasiswa akan konsen pada pengembangan dan pengolahan kopi Kahayya, makanya kita tempatkan di Kecamatan Kindang. Kita berharap mahasiswa akan memberikan konstribusi terhadap kopi Kahayya,” ungkapnya.
Supervisor KKN Tematik Muh Iqbal menambahkan, pada KKN Tematik ini pihaknya mengusung tema agroforestry conservation mengingat di Kecamatan Kindang, khususnya di Desa Kahayya masih memiliki hutan lindung. Menurutnya isu ini penting agar sistem pengelolaan tanaman hutan dikombinasikan dengan pertanian secara baik.
“Hal lainnya yang menjadi perhatian adalah pengolahan pasca panen. Limbah dari kopi ini bisa kita dijadikan pakan ternak,” beber Iqbal yang merupakan dosen Fakultas Pertanian Unhas.
Terkait kedatangan mahasiswa KKN, Tomy berharap dapat memberikan konstribusi positif bagi desa, khususnya dalam pengembangan UMKM yang berbasis pertanian dan perkebunan. “Sekarang ini, program KKN sebaiknya sudah fokus membantu pada hilirisasi hasil pertanian perkebunan dalam bentuk kemasan produk. Tidak lagi sekedar mengecat pembatas desa atau membuat tugu,” pinta Tomy.
Kemasan dan pemasaran dari produk di desa, lanjut Tomy penting diperkuat dan dikembangkan oleh mahasiswa KKN agar produk tersebut dapat dikenalkan dan dipasarkan secara lebih luas.
Dikatakannya setiap desa memiliki potensi yang harus diakselerasi oleh para mahasiswa, misalnya bagi desa yang memiliki potensi wisata, bisa dibantu dalam membuatkan pemetaannya, termasuk membuatkan website sistem informasi desa. (IL)