Beritasulsel.com – Demi memperindah kota Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf atau Andi Utta tidak berfikir panjang langsung menggusur puluhan rumah yang bermukim di Pesisir Pantai Merpati, Senin (31/1/22).
Pantai tersebut sedianya akan direvitalisasi akan dibangun taman dan bangunan lainnya agar menambah keindahan kabupaten yang berjuluk Bumi Panrita Lopi tersebut.
Padahal pantai tersebut telah bertahun tahun dihuni oleh warga, mereka membangun rumah lalu tinggal hingga beranak pinak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Beragam profesi warga yang menghuni pesisir pantai tersebut namun mereka diduga masih tergolong keluarga tidak mampu.
Ironisnya, pemerintah menggusur mereka tanpa ada solusi, padahal mereka adalah warga negara Indonesia yang dalam Undang Undang disebut pemerintah wajib melindungi dan memberi kehidupan layak.
Ketua Aliansi Masyarakat Bersatu (ASATU) Kabupaten Bulukumba, Ardianto Sudra mengutuk keras tindakan bupati tersebut.
“Ini perbuatan (menggusur rakyat tanpa solusi) tak berperikemanusiaan harusnya pikirkan dulu solusinya jangan langsung bertindak karena endingnya masyarakat yang sengsara. Saya tidak setuju ini dan saya kutuk keras tindakan ini,” ungkap Ardianto, Selasa (1/2/22).
“Harusnya Pak Utta membenahi dulu daerah daerah yang lain di Bulukumba, percantik dulu yang lain. Kalau sudah tidak ada lagi yang mau dibenahi lantas masih ada anggaran, barulah mengarah ke Pantai Merpati dengan catatan penghuninya harus dicarikan solusi supaya mereka tidak sengsara pasca penggusuran,” imbuh dia.
“Berderai air mata melihat rumah mereka digusur. Padahal dulu mereka ikut memilih bupati dengan harapan akan ada kehidupan yang lebih baik yang lahir dari program program bupati barunya, tapi nyatanya malah mereka dibuat sengsara digusur demi mempercantik kota,” pungkasnya.
Andi Muchtar Ali Yusuf yang dikonfirmasi mengatakan tidak mencarikan solusi kepada mereka. Pasalnya, sebelum digusur pihaknya telah menyampaikan kepada warga agar mengosongkan lokasi tersebut karena akan direvitalisasi.
Namun kata Andi Utta, warga pada saat itu mengatakan bersedia membongkar sendiri rumahnya dan akan meninggalkan pantai merpati namun kenyataannya mereka tidak meninggalkan sehingga digusur.
“Saya belum carikan solusi karena 3 bulan lalu dia (penghuni Pantai Merpati) sampaikan kalau dia siap kapan saja mau dibangun Pantai Merpati dia siap bongkar (tempat tinggalnya) dan tinggalkan (pantai merpati),” terang Andi Utta Selasa 1 Februari 2022 sesaat lalu.
CEO PT Amaly tersebut juga mengatakan bahwa hanya satu warga Pantai Merpati korban penggusuran yang tidak memiliki rumah di daerah lain.
“Saya tau hanya 1 rumah yang tidak ada rumahnya di luar. Yang lain semua ada rumah di luar (mereka) hanya bekerja di pinggir laut di situ dan bikin rumah rumah untuk istirahat dan rumput lautnya masih dia kerja hanya pantai yang ditata,” pungkas Andi Utta.
Editor: Heri