Beritasulsel.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Parepare memperingati Hari Korban 40 Ribu Jiwa.
Peringatan itu digelar dengan upacara di halaman Monumen 40 Ribu Jiwa, Kota Parepare. Senin, 11/12/2023.
Penjabat Wali Kota Parepare, Akbar Ali bertindak sebagai Inspektur Upacara dan dihadiri oleh sejumlah penjabat lingkup Pemerintah Kota Parepare dan Forkopimda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Akbar Ali dalam amanahnya mengatakan peringatan Hari Korban 40 Ribu Jiwa yang diperingati setiap tahunnya memiliki makna yang sangat mendalam. Peringatan tersebut, kata dia, dimaksudkan untuk mengenang kembali peristiwa jatuhnya korban yang tidak terhitung jumlahnya dari rakyat Sulawesi Selatan akibat tindakan teror tentara Belanda yang beranggotakan 123 orang di bawah pimpinan Kapten KNIL Reymond Paul Pierre Westerling.
“Melalui Peringatan Hari Korban 40 Ribu jiwa ini, kita bisa mengenang perjuangan heroik rakyat Sulawesi Selatan mengusir penjajah. Rakyat Sulawesi Selatan telah turut berkorban jiwa dan raga demi mengusir kolonialisme di bumi pertiwi ini. Apa yang dilakukan oleh rakyat Sulawesi Selatan setidaknya sebagai pelengkap betapa heroiknya perjuangan bangsa Indonesia mengusir kolonialisme,” ucap Akbar Ali.
“Olehnya itu, saya berharap melalui Peringatan Hari Korban 40 Ribu jiwa ini, menjadi momentum untuk memberikan motivasi dan semangat juang kepada generasi penerus bangsa untuk senantiasa menghargai jasa-jasa para pahlawannya. Mendapatkan kemerdekaan ini dibutuhkan pengorbanan besar dari pahlawan pendahulu, makanya saya ingatkan kepada generasi muda harus terus melanjutkan pembangunan dari segala bidang untuk membawa rakyat Indonesia lebih sejahtera, terkhusus di Kota Parepare ini,” ungkapnya.
Akbar Ali menjelaskan bahwa peringatan hari korban 40 ribu jiwa adalah momentum bahwa secara simbolik bahwa Kota Parepare dan Sulawesi Selatan mempunyai peranan dan andil yang besar dalam proses kemerdekaan Republik Indonesia yang telah diraih.
“Pada hari ini, dengan semangat keperian dan optimisme akan hari esok yang lebih baik, kita kembali memperingati peristiwa atau tragedi kemanusian 77 tahun silam. Tentu, dengan perjalanan panjang yang telah mewarnai perjalanan kita sebagai bangsa, maka sudah pada tempatnya apabila kita semua dapat melakukan perenungan sejenak, dan selanjutnya dapat memetik hikmah dan nilai-nilai kejuangan yang terkandung di dalam peristiwa Tragedi Korban 40 Ribu Jiwa,” tandasnya. (*)