Monumen Korban 40.000 Jiwa: Tempat Bersejarah yang Mengesankan di Sulawesi Selatan

- Redaksi

Rabu, 13 September 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Monumen Korban 40.000 Jiwa: Tempat Bersejarah yang Mengesankan di Sulawesi Selatan. (foto: istimewa)

Monumen Korban 40.000 Jiwa: Tempat Bersejarah yang Mengesankan di Sulawesi Selatan. (foto: istimewa)

Beritasulsel.com – Monumen Korban 40.000 Jiwa adalah destinasi wisata yang sarat akan sejarah kelam masa penjajahan Belanda di Sulawesi Selatan.

Monumen ini didirikan untuk mengenang korban pembunuhan yang dilakukan oleh tentara Belanda DST (Depot Speciale Troepen) pada periode antara tanggal 11 Desember hingga Februari 1947. Keberadaan monumen ini bertujuan sebagai pengingat akan peristiwa tragis ini dan sebagai wujud penghormatan terhadap para korban.

Pada masa itu, tentara Belanda DST, yang dipimpin oleh Raymond Pierre Paul Westerling, melancarkan operasi militer di Sulawesi Selatan. Westerling mengumpulkan penduduk yang dianggap mendukung pemerintahan Republik Indonesia yang baru berdiri. Sayangnya, sekitar 40.000 jiwa penduduk tersebut dieksekusi secara kejam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tindakan kejam yang dilakukan oleh Westerling dan pasukannya jelas merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan. Selain mendirikan monumen untuk mengenang peristiwa tersebut, masyarakat Sulawesi Selatan juga memberikan nama-nama jalan untuk menghormati kenangan tragis ini. Monumen ini berlokasi sangat dekat dengan Kota Makassar, sehingga mudah diakses oleh pengunjung.

Keindahan Monumen Korban 40.000 Jiwa

Bagi mereka yang tertarik untuk memperluas pengetahuan tentang masa penjajahan kolonial Belanda, Monumen Korban 40.000 Jiwa adalah pilihan yang tepat untuk dikunjungi. Monumen ini terletak di lingkungan yang asri dan tenang, jauh dari keramaian lalu lintas, dengan daya tarik yang beragam, termasuk:

Patung Laki-Laki Setinggi 4 Meter

Daya tarik utama monumen ini adalah patung laki-laki setinggi kurang lebih 4 meter. Patung ini menggambarkan seorang korban yang berhasil melarikan diri dan selamat dari peristiwa tragis tersebut. Meskipun selamat, ia kehilangan satu lengan dan salah satu kakinya telah diamputasi. Lengan yang hilang ditopang oleh sebatang tongkat untuk membantunya berdiri. Patung ini menjadi pengingat akan kekejaman peristiwa yang pernah terjadi.

Relief yang Menggambarkan Pembantaian Westerling

Di sebelah patung tersebut, terdapat relief yang menggambarkan adegan pembantaian masyarakat pada masa itu. Mereka dikumpulkan di ruang terbuka, lalu dieksekusi langsung oleh tentara Belanda. Aksi kejam ini berlangsung selama beberapa tahun dan menyebabkan ribuan orang tewas.

Pendopo yang Penuh Kenangan

Monumen ini memiliki sebuah pendopo yang menjadi tempat pelaksanaan aksi kejam oleh tentara Westerling. Pendopo ini berisi tulisan “Monumen Korban 40.000 Jiwa Sulawesi Selatan”. Di depan pendopo, terdapat tiang bendera merah putih yang kokoh. Di sekitar pendopo awalnya terdapat lubang besar yang dulunya digunakan untuk mengubur para korban. Lubang tersebut sekarang sudah ditutup dan sengaja tidak diperlihatkan kembali, sebagai simbol penguburan yang layak untuk kenangan pahit tersebut.

Puri dan Taman Mini yang Dipenuhi Bunga

Pemerintah Sulawesi Selatan telah melengkapi monumen ini dengan sebuah puri yang didedikasikan untuk mengenang para korban Westerling. Saat berada di dalam puri, pengunjung akan merasakan atmosfer yang sangat berkesan. Puri ini dikelilingi oleh taman yang dipenuhi bunga-bunga indah dan pepohonan besar, menciptakan suasana yang sejuk dan teduh. Taman ini menjadi tempat yang sempurna untuk beristirahat setelah menjelajahi area monumen.

Lokasi, Rute, dan Informasi Tiket

Monumen Korban 40.000 Jiwa adalah destinasi wisata bersejarah yang kuat. Alamatnya lengkap di Jalan Korban 40.000 Jiwa, Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Lokasinya sangat dekat dengan pusat Kota Makassar, hanya sekitar 4 km di utara Lapangan Karebosi, ibu kota Sulawesi Selatan. Dari Bandara Sultan Hasanuddin, monumen ini berjarak sekitar 17 km dengan waktu perjalanan sekitar 28 menit.

Akses jalan menuju monumen sangat mudah diakses oleh berbagai jenis kendaraan, baik motor maupun mobil. Banyak pengunjung yang memilih menggunakan taksi Bosowa karena kenyamanan dan kemudahan akses. Kendaraan taksi Bosowa biasanya melewati Jalan Pongtiku dan mengikuti petunjuk yang ada.

Aktivitas Menarik yang Bisa Dilakukan

Ketika mengunjungi Monumen Korban 40.000 Jiwa, pengunjung dapat menikmati berbagai aktivitas menarik, seperti:

  1. Melihat Berbagai Koleksi: Monumen ini memiliki beragam koleksi bersejarah, termasuk sepeda dan dokar dari masa lalu, serta karya seni seperti relief dan patung pahlawan.
  2. Mempelajari Sejarah: Salah satu tujuan utama berkunjung ke monumen ini adalah untuk memahami lebih dalam sejarah Indonesia, terutama peristiwa kekejaman yang terjadi pada masa penjajahan Belanda.
  3. Berfoto di Tempat Bersejarah: Tentu saja, mengabadikan momen dengan berfoto adalah aktivitas yang tidak boleh dilewatkan. Terdapat banyak spot menarik di sekitar monumen untuk berfoto.
  4. Menikmati Makanan Khas Makassar: Setelah berkeliling, pengunjung dapat mencicipi makanan khas Makassar seperti Sop Saudara dan Coto Makassar di sekitar area monumen.

Fasilitas yang Tersedia

Monumen Korban 40.000 Jiwa menyediakan berbagai fasilitas untuk kenyamanan pengunjung, termasuk:

  • Area parkir yang luas.
  • Toilet umum.
  • Mushola untuk ibadah.
  • Rumah makan dan warung makan kecil di sekitar monumen.
  • Pusat Informasi Monumen.

Monumen ini telah menjadi tujuan wisata yang populer di Sulawesi Selatan, menawarkan pengalaman bersejarah yang mendalam dan kesempatan untuk menghargai perjuangan rakyat Sulawesi Selatan selama masa penjajahan Belanda. Dengan fasilitas yang lengkap dan daya tarik sejarah yang kuat, Monumen Korban 40.000 Jiwa adalah destinasi yang layak untuk dikunjungi. (***)

Berita Terkait

Jessica Sollu Diperkosa-Dibunuh Sopir Travel Saat ke Morowali, Begini Kronologinya
Pedagang Wanita di Sulsel Janjikan Korban Kuliah di Jerman: Faktanya Disuruh “Jepit Burung” di Hotel
Rapat Kerja DPRD Bantaeng 2024-2029, Kepala Inspektorat Daerah, Muh. Rivai Nur: “Pengawasan APIP Dalam Mengelola Anggaran”
KAJARI Diminta Sekertaris DPRD Bantaeng Sebagai Narasumber Rapat Kerja, Satria Abdi SH MH: “Saya Sampaikan 2 Materi Tentang Korupsi”
Seru dan Meriah..!! Pendukung 01 dan 02 di Debat Kandidat Putaran Kedua Paslon Pilkada Bantaeng 2024
Upacara HKN Ke-60 Tahun 2024 di Rujab Gubernur Sulsel, Prof Zudah Arief Berikan 4 Penghargaan kepada Kabupaten Bantaeng
Hadiri Fajar Award di Makassar, Sekda Bantaeng Pulang Bawa Tropi Penghargaan Kabupaten Terbaik Bidang Investasi
Skincare Mira Hayati Positif Mengandung Merkuri

Berita Terkait

Kamis, 21 November 2024 - 13:19

Jessica Sollu Diperkosa-Dibunuh Sopir Travel Saat ke Morowali, Begini Kronologinya

Kamis, 21 November 2024 - 10:52

Pedagang Wanita di Sulsel Janjikan Korban Kuliah di Jerman: Faktanya Disuruh “Jepit Burung” di Hotel

Kamis, 21 November 2024 - 00:45

Rapat Kerja DPRD Bantaeng 2024-2029, Kepala Inspektorat Daerah, Muh. Rivai Nur: “Pengawasan APIP Dalam Mengelola Anggaran”

Selasa, 19 November 2024 - 12:20

KAJARI Diminta Sekertaris DPRD Bantaeng Sebagai Narasumber Rapat Kerja, Satria Abdi SH MH: “Saya Sampaikan 2 Materi Tentang Korupsi”

Senin, 18 November 2024 - 10:38

Seru dan Meriah..!! Pendukung 01 dan 02 di Debat Kandidat Putaran Kedua Paslon Pilkada Bantaeng 2024

Berita Terbaru