Wajo, Sulsel – Kuliah Kerja Lapang Plus (KKLP) STIE-STIH Lamaddukelleng membuat Rancangan Peraturan Desa (Ranperdes) Tentang Partisipasi Masyarakat Desa dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Desa.
Program Kerja Posko III Desa Salobulo ini, cukup menarik di tengah fenomena banyaknya potensi yang ada di desa yang belum dimaksimalkan.
Menurut Dr. Andi Bau Mallarangeng, SH, MH, potensi perekonomian di desa cukup banyak yang bisa dikembangkan, mulai dari sektor pertanian, kelautan hingga ke sektor pariwisata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Khusus untuk Desa Salobulo, telah dibuatkan Ranperdes untuk mendorong partisipasi masyarakat desa dalam meningkatkan pendapatan asli desa,” ujar Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Posko III Desa Salobulo ini.
Dalam sesi seminar akhir program, sekaligus dirangkaian dengan penarikan mahasiswa KKLP STIE-STIH Lamaddukelleng TA 2020/2021 yang dipusatkan di Kecamatan Sajoanging dan Kecamatan Penrang.
Ketua STIH Lamaddukelleng, Ismail Ali SH MH mengatakan, selama kurang lebih sebulan mahasiswa sudah menjalani kuliah kerja lapang, agenda akademik ini masih menjadi program yang relevan dengan tri dharma perguruan tinggi terkait dengan pengabdian masyarakat,” ujar Ismail Ali, di sela-sela kegiatan penarikan mahasiswa yang ber-KKLP Minggu 6 Desember 2020, di Kantor Kecamatan Sajoanging.
Sementara itu Kordes Desa Salobulo, Muh. Yusuf Mardin menyerahkan Ranperdes Tentang Partisipasi Masyarakat Desa dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Desa kepada Kepala Desa Salobulo, Andi Herman, SE. “Selain Ranperdes, juga telah terealisasi program pembenahan desa wisata (Teppoe, Salobulo),” ujar Muh. Yusuf Mardin.
Sementara itu Kepala Desa Salobulo, Andi Herman SE, mengatakan, desa wisata Teppoe masih perlu pembenahan. Kendati pemandangannya indah, namun masih perlu pengelolaan yang profesional, jika memungkinkan bisa dikerjasamakan dengan investor. “Teppoe merupakan lokasi yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai salah satu alternatif obyek wisata di Desa Salobulo,” pungkasnya. (PRD)