Pinrang Sulsel – Penganiayaan terhadap imam masjid Nurul Huda Kampung Batri, Desa Kaballangan, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, Selasa kemarin (22/09/2020), ternyata dipicu persoalan pernikahan.
Hal itu diungkapkan oleh IPDA Suharman Tahir, Kanitreskrim Polsek Duampanua jajaran Polres Pinrang, yang dikonfirmasi melalui telpon genggamnya Rabu (24/09/20) sesaat lalu.
“Motif sementara pada penganiayaan tersebut, karena imam masjid tersebut (Asgan) yang menikahkan suami pelaku (Ibu Fitri),” ucap Suharman Tahir.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Diberitakan sebelumnya, Imam masjid dianiaya menggunakan balok kayu saat memimpin shalat dhuhur di dalam masjid Nurul Huda di Kampung Batri, Desa Kaballangan, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, Selasa (22/09/2020).
Korban dan pelaku adalah warga setempat. Korban atas nama Asgan (47), sedangkan terduga pelaku bernama Fitri (30).
Saat sujud rakaat pertama, tiba tiba pelaku datang dari arah belakang dan langsung memukul punggung korban menggunakan balok kayu.
Saat korban terjatuh, pelaku memukul lagi bagian kepala korban tapi berhasil ditangkis oleh korban sehingga jari manis pada tangan kanan korban retak/patah.
Kasat Reskrim Polres Pinrang AKP Dharma Praditya Negara membenarkan peristiwa tersebut.
“Iya (benar) dan pelaku telah diamankan untuk proses pemeriksaan lebih lanjut,” ucap Dharma.
Pelaku kata Dharma diamankan berdasarkan laporan korban dengan Laporan Polisi bernomor: LP / 52 / IX / 2020 / Sek. Duampanua / SPKT, Tanggal 23 September 2020. (hs/bss)