Parepare, Sulsel – Anggota DPRD Kota Parepare, Rudi Najamuddin menyoroti fasilitas yang buruk yang disiapkan oleh pihak PT. Pelindo di Terminal Pelabuhan Nusantara.
Dia mengatakan biaya pass atau tiket masuk di pelabuhan Parepare mestinya berbanding lurus dengan fasilitasnya.
Rudi menyebut lembaga vertikal di bawah Kementerian BUMN anak buah menteri Erick Thohir tersebut, tidak mampu tampil sebagai salah satu otoritas pelabuhan yang harusnya memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat khususnya para pengguna jasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“PT Pelindo ini kan adalah bagian dari pemerintah, nah harusnya fasilitas yang disiapkan dapat lebih dirasakan masyarakat. Biaya pass pelabuhan Parepare ini paling tinggi lho di Indonesia,” katanya saat ditemui. Sabtu, (13/5/2023).
Rudi Najamuddin meminta pihak PT. Pelindo membenahi fasilitasnya di pelabuhan Parepare, supaya tidak timbul kesan negatif terhadap lembaga negara tersebut.
“Fasilitas buruk biaya tinggi itu sama halnya negara memaksa menarik upeti dari rakyat. Negara tidak boleh hadir sebagai pemeras masyarakat,” terang Rudi Najamuddin.
Salah satu tokoh masyarakat Parepare, Andi Langkoke mengungkapkan, selain fasilitas umum di dalam terminal pelabuhan Parepare, PT. Pelindo Parepare juga tidak memperhatikan fasilitas akses jalan di sekitar kawasan pelabuhan Cappa Ujung, Kecamatan Soreang.
“Akses jalan di kawasan pelabuhan Cappa Ujung sampai sejauh ini tidak di perhatikan. Rusak dan mengancam keselamatan warga pengendara. Sudah kami sampaikan keluhan itu tapi tidak ada respons dari PT. Pelindo,” ungkapnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, pelayanan oleh PT. Pelindo Parepare di terminal Pelabuhan Nusantara dikeluhkan sebagian besar pengguna jasa, terutama calon penumpang.
Fasilitas ruang tunggu yang ada di terminal pelabuhan tersebut tidak difungsikan secara maksimal.
Akibatnya, para penumpang terlantar kepanasan di siang hari, dan kedinginan pada malam hari. Penumpang dan barang mereka menumpuk di luar area terminal tersebut.
Salah satu calon penumpang, MY mengaku mengalami langsung kondisi sulit itu. Dia merasa sedih pihak otoritas pelabuhan tidak peduli atas kondisinya dan penumpang lain.
Padahal, kata dia, sudah mengeluarkan biaya puluhan ribu rupiah bayar pass masuk Pelabuhan di luar dari harga tiket Kapal.
“Ruang tunggu ditutup rapat oleh petugas. Semestinya di buka karena kami sudah bayar biaya pass. Fasilitas WC umum areal pelabuhan hanya satu yang difungsikan. Laki-laki/perempuan calon penumpang bercampur,” tuturnya.
Dia mengungkapkan, petugas baru akan membuka pintu masuk ruang tunggu tersebut setelah kapal mulai sandar di Dermaga.
“Baru dibuka setelah kapal sandar di dermaga sesuai jadwal keberangkatan kapal. Kepanasan kita penumpang pak kalau siang hari,” tuturnya.
Di konfirmasi perihal persoalan tersebut, General Manager PT. Pelindo Parepare, Sardi ST mengatakan pihaknya baru akan turun mempertanyakan hal itu ke anak buahnya di lapangan. Namun, pihaknya sendiri menyayangkan kondisi itu.
“Terima kasih info ta. Sy tanyakan dulu orang di lapangan. Harusnya kalo ada kapal berangkat terminal harus dibuka,” tulis Sardi via WhatsApp miliknya. (*)