Makassar, Sulsel — Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman menghadiri dan membuka acara Konvergensi Lintas Sektor/Lintas Program Dalam Upaya Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat (Penilaian Kinerja Aksi Konvergensi Stunting) Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan 2022 di Hotel Claro, Makassar, Kamis 19 Mei 2022.
Kegiatan ini dihadiri 6 OPD dari 24 Kabupaten/Kota yang terus masing-masing Dinas Kesehatan, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas PUPR, Dinas Sosial, Bappeda dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Hadir juga organisasi profesi dan perguruan tinggi.
Andi Sudirman menyampaikan, bahwa perlu sinergitas bersama seluruh lintas sektor dalam upaya percepatan perbaikan gizi masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Khusus masalah stunting saya ingin mengucapkan terima kasih atas capaian dari tahun ke tahun, terkhusus tahun lalu Sulsel, termasuk dengan capaian terbaik dan Alhamdulillah menurunkan angka stunting,” kata Andi Sudirman.
Terkait masalah stunting sebutnya diperlukan edukasi kepada keluarga, ibu hamil maupun ibu yang memiliki balita tentang pentingnya 1000 hari pertama kehidupan. Serta asupan gizi yang cukup bagi anak.
“Persoalan stunting itu ada parameternya secara medis dan perlu dilakukan pemantauan secara langsung. Kita cek di lapangan, bukan hanya persoalan jumlah asupan makanan tetapi bagaimana asupan makanan yang diberikan,” sebutnya.
Pencegahan stunting dan pemberian gizi pada anak merupakan salah satu bentuk investasi SDM yang terus didorong Pemprov Sulsel dan kabupaten/kota untuk masa depan generasi emas.
Asupan gizi yang cukup, tidak mengalami hal-hal seperti stunting, busung lapar atau gizi buruk di waktu kecil, akan memberikan peluang dan potensi yang lebih baik dan besar kepada anak di masa depan.
“Sebagaimana instruksi Bapak Jokowi bahwa pembangunan pada periode ini bagaiman investasi pada SDM. Penting sekali, karena investasi SDM katanya bisa mengalahkan investasi infrastruktur dan sebagainya. Bisa jadi di masa depan melahirkan presiden yang lebih baik,” tuturnya.
Adapun terkait stunting di Sulsel terdapat dua data yang menjadi acuan. Dari data ePPGBM Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat, hingga Agustus 2021, angka stunting di Sulsel mencapai 9,08 persen. Angka ini bahkan melampaui target pemerintah pusat untuk menekan angka stunting pada tahun 2024 menjadi 14 persen.
Sedangkan data lainnya, Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 mencatat prevalensi balita stunting di Sulawesi Selatan memiliki Prevalensi Stunting 27,4 persen. Angka ini mengalami penurunan dari sebelumnya 30,6 persen.
Andi Sudirman mengatakan perbedaan data ini perlu dielaborasi di lapangan. Dan mengambil sisi positifnya bahwa memang diperlukan upaya pencegahan stunting yang lebih baik.
“Sejauh mana elaborasi data dilakukan. Kalau datanya tidak bagus bagi kita, maka kita harus bekerja lebih keras lagi. Data bagi kita jadi acuan untuk semangat bekerja,” ucapnya.
“Ayo, kita bersama-sama, cegah stunting, itu penting!,” pungkasnya.
Pada kegiatan ini juga terdapat Pameran Kinerja 8 Aksi Penanganan Stunting di ikuti 17 Kab/Kota. Serta Penilaian Kinerja Pemda terkait Penurunan stunting. (*)