Beritasulsel.com – Anaknya menjadi korban pembusuran di sekitar kawasan Kolam Renang di Kelurahan Bonto Atu, Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng pada Rabu sore (23 Agustus 2023).
Orangtua korban A (Irman Nas) meminta kepada Penyidik Polres Bantaeng agar proses hukum kepada pelaku pembusuran terhadap anaknya, di hukum seberat-beratnya.
Perihal tersebut dikatakan Irman Nas saat ditemui media ini pada Senin pagi (11 September 2023) di kediamannya di Jalan Manggis Bantaeng.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saya minta Penyidik Polres Bantaeng agar memproses hukum seberat-beratnya terhadap pelaku pembusuran terhadap anak saya,” pinta Irman Nas.
Diapun menjelaskan bahwa teman anak saya mengatakan ke saya bahwa pada saat itu mereka sedang duduk santai sambil ngobrol didepan pintu masuk kolam renang.
“Tiba-tiba datang sekelompok orang yang menyerang dan melayangkan anak panah (busur) ke arah anak saya,” kata Karaeng Breng, sapaan akrab Irman Nas.
“Menurut informasi dari teman anak saya, dikatakan bahwa pada saat itu mereka lagi duduk santai sambil ngobrol. Tiba-tiba datang sekelompok orang dan membusur kearah anak saya dan temannya,” ungkap Karaeng Breng.
“Disaat setelah ada busur yang melayang dan hampir mengenai anak saya, mereka pun kabur meninggalkan tempat duduknya. Dan pada saat itu anak saya yang berlari paling belakang,” jelas Karaeng Breng.
Diceritakan oleh Irman Nas Karaeng Breng bahwa anaknya dikejar oleh pelaku hingga anaknya terjatuh.
“Pada saat anak saya terjatuh itulah, kemudian anak saya dikeroyok dan dianiaya oleh pelaku dan ditikam pakai busur (anak panah) sebanyak tiga kali di bagian punggungnya oleh salah satu dari mereka (pelaku pengeroyokan),” ungkap Irman Nas.
“Sepertinya ini sudah ada unsur perencanaan pembunuhan terhadap anak saya. Karena mendengar cerita temannya, dijelaskan bahwa anak saya dikeroyok dan dianiaya terlebih dahulu, lalu kemudian ditikam pakai anak panah (busur),” kata Irman Nas.
“Tidak pakai pelontar anak panah (ketapel). Tapi modelnya seperti memegang anak panah (busur) dan kemudian menikam anak saya dari belakang dengang menggunakan anak panah (busur) itu,” jelas Irman Nas.
“Ero’ mentongi na bunuh anakku (Mereka sudah berencana membunuh anak saya),” kata Irman Nas dalam bahasa Makassar.
Dijelaskan kembali oleh Irman Nas bahwa ini sudah ada unsur perencanaan pembunuhan.
“Tidak ada kata damai dan tidak akan ada perdamaian,” tegas Irman Nas.
“Pokoknya, Penyidik Polres Bantaeng harus tegakkan hukum dan berikan hukum seberat-beratnya kepada pelaku. Ini sudah ada unsur perencanaan pembunuhan terhadap anak saya yang dilakukan oleh pelaku,” kata Irman Nas Karaeng Breng.