Beritasulsel.com – Remaja di kabupaten Barru yang merupakan santri di salah satu pesantren di pulau Jawa, dibawa ke ruang isolasi RSUD Barru.
Kedua Santri tersebut baru saja pulang ke Barru dan dinyatakan reaktif positif Covid-19, setelah dilakukan rapid test di Puskesmas Mallawa, kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.
Sebagai langkah antisipasi, Tim Gugus Tugas Barru, langsung bergerak cepat, memberikan pemahaman kepada mereka, dan melakukan penanganan khusus dengan membawa ke ruang isolasi RSUD Barru, untuk pemeriksaan lanjutan berupa tes swab PCR.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 kabupaten Barru, Ir. H. Suardi Saleh M.Si., mengatakan, test yang dilakukan oleh Puskesmas, memang dua remaja yang baru tiba di Barru itu, dinyatakan reaktif positif, tapi bukan berarti mereka positif atau terjangkit Corona, sebab untuk menentukan apakah seseorang positif dari wabah tersebut, tetap merujuk pada hasil swab.
Menurut Suardi Saleh, rapid test tidak sama dengan swab dalam mendeteksi virus, rapid test merupakan tahap pemeriksaan dan penyaringan awal, jika ada yang ditemukan reaktif, itu dilakukan penanganan lebih lanjut, seperti mengisolasi di rumah sakit, sambil menunggu hasil swab.
“Jadi dua anak kita itu yang sudah kita tangani di Puskesmas dan RSUD, bukan berarti sudah positif Corona. Rapid test yang dilakukan adalah langkah awal untuk mendeteksi, bisa saja hasil rapid test dinyatakan reaktif positif, tapi di pemeriksaan swab, justru negatif. Kenapa? Karena pemeriksaan ini beda, akurasi dari swab itu yang dijadikan dasar menentukan terjangkit atau tidaknya orang,” kata Suardi Saleh, pada Sabtu pagi (2/5).
Suardi Saleh meminta kepada masyarakat agar tidak panik mengenai informasi tentang dua santri yang reaktif positif di hasil rapid test setelah pulang dari Jawa.
Jadi sekali lagi, untuk mendiagnosis seseorang terinfeksi atau positif Covid-19, hasil pemeriksaan swab lah yang digunakan, kalau pemeriksaan rapid test itu menggunakan sampel darah. Sedangkan pemeriksaan swab menggunakan sampel lendir yang diambil dari dalam hidung maupun tenggorokan. Dan alatnya masih terbatas di Sulsel. Kita berharap, hasil swab nantinya, mudah-mudahan negatif,” ungkapnya. (Ril)