Beritasulsel.com – Program Pasar Murah yang dilaksanakan Pemerintah Kota (Pemkot) Parepare terus berlanjut.
Pasar Murah yang diharapkan bisa mengendalikan inflasi dan mendorong daya beli masyarakat kali ini digelar di depan Lapangan Andi Makkasau, Parepare, bertepatan dengan hari bebas kendaraan (car free day), Ahad pagi, (12/11/2023).
Pj Wali Kota Parepare, Akbar Ali turun langsung memantau Pasar Murah, dan berinteraksi dengan masyarakat. Dia pun mengapresiasi karena Pasar Murah adalah kolaborasi pemerintah dengan pelaku usaha, distributor hingga Bulog.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Tentunya kita apresiasi keterlibatan masyarakat dalam Pasar Murah ini, seperti sayur-sayuran hidroponik yang dijual hasil kelola warga, termasuk partisipasi Alfamart, salah satu ritel yang ingin berkontribusi kepada konsumennya,” puji Akbar Ali.
Akbar Ali mengungkapkan, harga komoditi yang ditawarkan pada Pasar Murah ini jauh lebih murah dibandingkan di pasar umum atau yang dijual di pasaran.
“Pemerintah menginginkan bagaimana memberikan wadah bagi masyarakat untuk menjual dan membeli bahan pokok dan barang lainnya yang jauh lebih murah. Sekaligus sebagai upaya kita untuk menekan inflasi,” harap Akbar Ali.
Kabag Perekonomian dan Setdako Parepare, Rudy M menjelaskan, Pasar Murah ini melibatkan TPID Parepare seperti SKPD terkait, Camat, Bulog, AW Factory, distributor Wilmart, Alfamart, UD Mitra Makassar, dan Sejahtera.
“Tujuannya menjaga inflasi Kota Parepare agar tetap rendah dan terkendali. Saat ini inflasi mtm sebesar 0.31 persen yang didorong kenaikan harga beras, cabai merah, cabai rawit, gula pasir. Pasar Murah ini juga membantu agar daya beli masyarakat tidak tergerus,” papar Rudy.
Beberapa komoditi yang dijual dalam Pasar Murah ini antara lain, beras medium Bulog Rp52.000/zak (5 kg) atau Rp10.400/kg, minyak goreng Kita Rp14.000/liter, gula pasir Rp14.500/liter, cabai rawit Rp50.000/kg, minyak Fortune Rp17.000/liter, telur ayam Rp46.000/rak, daging ayam Rp48 ribu/2.3 kg, dan beberapa home care.
“Kegiatan Pasar Murah Car Free Day merupakan salah satu instrumen yg telah dilaksanakan hampir 2 tahun terakhir ini untuk mengendalikan inflasi atau kenaikan harga pangan dan barang strategis lainnya di pasar khususnya sisi ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga. Lebih jauh upaya ini untuk mengurangi perilaku penimbunan atau spekulasi di pasar,” tandas Rudy. (*)