Beritasulsel.com – Virus Jembrana adalah spesies virus yang menyebabkan penyakit Jembrana terjadi pada ternak sapi.
Di Kabupaten Bantaeng pada pertengahan tahun 2023 ini, ditemukan puluhan ternak sapi milik peternak di Kecamatan Pajukukang dan Kecamatan Gantarangkeke tiba-tiba mati.
Peternak sapi yang merasa kebingungan dengan matinya ternak sapi mereka secara tiba-tiba, melaporkan perihal tersebut ke Bidang Peternakan Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ditemui di ruang kerjanya (Senin, 18 September 2023). Kabid Peternakan Sri Eben Mangampa memberikan penjelasan terkait dengan ternak sapi yang tiba-tiba mati di Kecamatan Pajukukang dan Kecamatan Gantarangkeke, serta menjelaskan apa itu Virus Jembrana pada ternak sapi :
“Penyakit Jembrana pada ternak sapi ini diakibatkan oleh sebuah virus yang khusus menyerang ternak sapi bali (sapi lokal) dan penularan penyakit Jembrana ini diakibatkan oleh serangga penghisap darah (nyamuk)”.
“Jembrana ini beda dengan PMK (Penyakit Mulut Kuku) pada ternak sapi”.
“Ciri-ciri ternak sapi lokal yang terkena Virus Jembrana ini adalah keluarnya keringat darah dan bau busuk pada ternak sapi yang mati tiba-tiba”.
“Di Kabupaten Bantaeng sudah ada beberapa ternak sapi milik peternak yang mati tiba-tiba dikarenakan terserang Virus Jembrana. Kebanyakan ternak sapi yang terserang Virus Jembrana ini adalah milik peternak sapi lokal di Kecamatan Pajukukang dan Kecamatan Gantarangkeke”.
“Kasus Virus Jembrana di Bantaeng, ditemukan pertama kali oleh petugas kami di Desa Layoa dan Desa Kaloling”.
“Dilaporkan oleh petugas bahwa peternak sapi lokal di Desa tersebut heran. Tiba-tiba ternak sapinya mati. Padahal kondisi ternak sapinya sehat”.
“Di Desa Layoa berdasarkan update petugas dari Bidang Peternakan Bantaeng, ditemukan 23 ekor sapi lokal mati akibat Jembrana. Di Desa Kaloling ditemukan 1 ekor sapi lokal dan di Desa Pajukukang ditemukan 8 ekor sapi lokal. Jadi sudah ada 32 ekor sapi lokal milik peternak di Bantaeng yang mati akibat Jembrana”.
“Penyakit Jembrana pada ternak sapi ini, sudah mendapatkan atensi dari mantan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman”.
“Pada Maret 2023 kemarin, Andi Sudirman Sulaiman menyatakan Provinsi Sulsel tanggap darurat Jembrana”.
“Virus Jembrana ini masih dalam wilayah Sulsel. Jadi masih bersifat regional”.
“Untuk Bantaeng berdasarkan update terakhir, darurat Jembrana dimulai pada Agustus 2023”.
“Virus Jembrana yang menyerang ternak sapi lokal ini, hanya terjadi di Sulawesi Selatan dan Bantaeng termasuk daerah/kabupaten kedua terakhir yang terkena Virus Jembrana pada ternak sapi lokal”.
“Temuan Jembrana di Bantaeng ini kami ketahui setelah kami mengambil sampel pada ternak sapi yang mati tiba-tiba dan pada ternak sapi yang masih hidup dalam satu kandang di Desa Layoa dan di Desa Kaloling”.
“Setelah kami hubungi dan koordinasi dengan tim dari Balai Veteriner di Maros, pada hari itu juga tim dari Balai Veteriner Maros bergerak menuju ke Bantaeng untuk mengambil sampel pada ternak sapi yang mati tiba-tiba di Desa Layoa dan Desa Kaloling. Kemudian setelah mendapatkan petunjuk lebih lanjut, tim dari Balai Veteriner Maros juga mengambil sampel pada ternak sapi lokal yang mati tiba-tiba di Desa Pajukukang”.
“Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan sampel hasil uji laboratorium Balai Veteriner, dijelaskan bahwa ternak sapi yang tiba-tiba mati tersebut diakibatkan oleh Virus Jembrana”.
“Karena hasil uji lab sudah jelas. Maka kamipun langsung komunikasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan di Provinsi untuk mendapatkan Vaksin”.
“Karena Vaksin Jembrana sudah tidak tersedia di Provinsi, maka kamipun memesan Vaksin Jembrana di Surabaya”.
“Untuk vaksin Jembrana sendiri, tidak diperuntukkan untuk ternak sapi yang sudah terkontaminasi. Melainkan vaksin Jembrana disuntikkan kepada ternak sapi lokal yang masih sehat”.
“Terima kasih kepada Bupati Bantaeng Ilham Azikin yang telah memberikan support finasial melalui PPKD kepada kami, untuk kami gunakan membeli Vaksin Jembrana langsung di Surabaya”.
Penelusuran terkait dengan Virus Jembrana di Bantaeng :
“Setelah kami telusuri, ternak sapi yang terjangkit Virus Jembrana di Bantaeng ini berasal dari Bulukumba”.
“Berdasarkan informasi dari peternak sapi lokal di Bantaeng, disampaikan bahwa pedagang ternak sapi lokal di Bulukumba menjual dengan harga murah kepada peternak di Bantaeng”.
“Peternak sapi lokal yang membeli ternak tersebut tergiur dengan harga beli ternak sapi yang murah tanpa mengetahui kenapa ternak sapi ini di jual murah”.
“Hanya berselang beberapa minggu di pelihara setelah ternak sapi tersebut di beli, tiba-tiba ternak sapi itu mati”.
Mencegah Ternak Sapi Lokal Terhindar Dari Virus Jembrana :
“Disampaikan kepada peternak sapi lokal di Bantaeng, agar senantiasa membersihkan kandang ternak sapi mereka”.
“Kotoran ternak sapi di kandang, diupayakan untuk selalu dibersihkan. Hal ini dilakukan untuk menghindari serangga penghisap darah atau serangga pembawa virus ini, berada dalam kandang ternak sapi. Karena serangga ini suka tempat yang kotor, jadi kalau mau kandang ternak sapi itu bersih, harus selalu dibersihkan”.
“Kandang ternak yang bersih berguna agar ternak sapi lokal piaraan mereka, terbebas dari Virus Jembrana”.
“Salah satu cara pencegahan/mengusir serangga pembawa virus Jembrana ini, bisa dengan melakukan pembakaran jerami kering di sekitar kandang ternak sapi saat kandang tersebut dalam kondisi kosong (tidak ada ternak sapi didalam kandang). Karena asap yang tebal hasil pembakaran jerami kering itu, efektif untuk mengusir serangga penghisap darah. Tentunya dengan melakukan ini, perlu pengawasan ketat agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan”.
“Saat ini langkah pencegahan dan pengendalian yang dilakukan oleh Bidang Peternakan adalah Vaksinasi Jembrana terhadap sapi lokal yang sehat dan pengobatan terhadap ternak yang sakit serta penyuluhan pentingnya sanitasi kandang ternak”.
Sebelum menutup wawancara dan berpamitan dengan Kepala Bidang Peternakan Bantaeng Sri Eben Mangampa diruang kerjanya, terlihat sebuah Piagam Penghargaan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan terpajang di dinding.
Dalam Piagam Penghargaan tersebut, Bidang Peternakan Bantaeng tertulis meraih juara pertama untuk inovasi Jempol Asik (Jemput Bola Asuransi Ternak Sapi) tingkat provinsi Sulsel pada tahun 2022.
Sri Eben Mangampa juga mengatakan bahwa inovasi Jempol Asik ini juga meraih juara satu tingkat Nasional pada tahun yang sama dengan raihan juara satu di tingkat provinsi Sulsel.
“Inovasi Jempol Asik kami mengalahkan beberapa inovasi lainnya dari 345 Kabupaten/Kota se Indonesia,” kata Sri Eben.
Kantor Bidang Peternakan Dinas Pertanian Bantaeng Kondisinya Memprihatinkan
Setelah wawancara dengan Kepala Bidang Peternakan Bantaeng Sri Eben Mangampa dan meninggalkan ruang kerjanya, media ini sempat melihat fisik bangunan kantor Bidang Peternakan Bantaeng yang sepertinya sudah kurang memadai sebagai tempat kerja.
Dijelaskan oleh salah satu staf di kantor itu ketika ditanya, dia menjawab apabila turun hujan dengan deras, maka air hujan merembes masuk kedalam ruangan di kantor kami.
“Mungkin rangka bagian atap kantor ini sudah tidak sempurna menahan air jika hujan turun. Sehingga air hujan merembes masuk ke ruang kerja ketika hujan,” kata dia.
Awak media ini juga melihat kondisi di halaman kantor yang sepertinya perlu ada sentuhan renovasi dari Pemkab Bantaeng agar kantor Bidang Peternakan Bantaeng kembali menjadi seperti baru.
Dengan seperti itu, sangat dimungkinkan tercipta suasana kerja yang lebih baik apabila tempat kerja menjadi nyaman untuk bekerja.
Sebagai peraih juara satu tingkat nasional tahun 2022 atas inovasinya, sudah sangat layak kantor Bidang Peternakan Bantaeng di renovasi oleh Pemkab Bantaeng.