Parepare, Sulsel – Perjuangan Wali Kota Parepare, Dr HM Taufan Pawe untuk menghadirkan perguruan tinggi berstatus negeri di Kota Parepare bakal segera terwujud.
Janji politik menghadirkan Institut Teknologi Habibie (ITH) yang diatur dalam Permendikbudristek bernama Institut Teknologi Bacharuddin Jusuf Habibie (ITBH) pada periode pertama pemerintahan Taufan Pawe sebentar lagi terealisasi.
Kepastian itu setelah Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) resmi merekrut CPNS tenaga pendidikan (dosen) dan tenaga kependidikan (staf) untuk ITBH pada formasi tahun ini. Kemendikbudristek membuka penerimaan 15 dosen dan 8 staf untuk ditempatkan di ITBH.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Wali Kota Taufan Pawe menguatkan informasi itu dalam konferensi pers di Lounge BJ Habibie, Kantor Wali Kota Parepare, Rabu, 7 Juli 2021.
Taufan mengemukakan, 23 kuota yang disiapkan Kemendikbudristek untuk mengisi 9 formasi berbasis teknologi informasi di ITBH. ITH atau ITBH ini ditandai dengan pemancangan tiang pertama pembangunan Gedung Rektorat di eks Gedung Pemuda Parepare pada 21 Agustus 2014. Pemancangan saat itu dilakukan langsung oleh Presiden ke-3 RI, Prof BJ Habibie.
Dalam kesempatan itu, Taufan mengulas kronologis pendirian ITH dengan perjuangan tertatih-tertatih.
Rencana pendirian ITH yang murni inisiatif Taufan Pawe ini disampaikan saat kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Februari 2014. Gayung bersambut, Taufan Pawe dengan gerak cepat membentuk Tim Penyusunan Proposal pendirian ITH pada April 2014. Tim bentukan Taufan Pawe ini bekerja selama 64 hari, mulai 2 Maret hingga 4 Mei 2014.
“Kami juga melakukan studi banding dan mengunjungi Institute Teknologi Indonesia (ITI) 24 Maret 2014 dan kami bertemu dengan Prof Malik Fajar dan Prof BJ Habibie menyampaikan rencana dan progres ITH,” kisah Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel ini.
Taufan Pawe bersama Rektor Unhas juga melakukan penandatanganan MoU di Makassar tentang dukungan Unhas sebagai induk semang (pembina) ITH dan penyediaan tenaga dosen.
Pembuatan izin operasional, aset Pemkot, dan penyediaan sarana dan prasarana kampus yang telah dihibahkan ke ITH telah dituntaskan sebagai persyaratan dalam pendirian sebuah Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
Tiga lokasi tanah seluas 36,2 hektare semuanya telah bersertifikasi disiapkan untuk ITH. Masing-masing tanah Gedung Pemuda seluas 17.100 meter persegi, tanah kantor pemerintah 5.886 meter persegi, dan lahan ITH di Kelurahan Lemoe seluas 339.892 meter persegi. Total nilai perolehan dari komponen tanah (bersertifikat) untuk dihibahkan senilai Rp14,3 miliar lebih.
Inventaris kategori peralatan dan mesin yang rencananya akan dihibahkan senilai Rp834 juta lebih dengan rincian alat-alat kantor dan rumah tangga dengan nilai Rp825 juta lebih, termasuk 30 unit komputer, serta alat-alat studio dan komunikasi.
Gedung dan bangunan senilai Rp9,4 miliar berupa akumulasi dari nilai gedung pemuda dan Gedung BKPSDMD (eks DPRD). Buku perpustakaan juga dihibahkan sebanyak 1.057 eksemplar.
Ada tiga Program Studi (Prodi) yang dibuka pada program sarjana ITH ini berkesesuaian dengan hasil review Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Region IX Sulawesi, yang akhirnya menerbitkan rekomendasi nomor T/6222/L9/KL.00.00/2019 perihal rekomendasi pembukaan Prodi pertanggal 24 September 2019. Program Studi itu meliputi Ilmu Komputer atau Informatika, Sistem Informasi, dan Matematika. “Kami siapkan Rp600 juta lebih untuk satu Prodi,” beber Taufan.
“Perjalanan ITH bukan hal mudah, kami tertatih-tatih. Dengan adanya pendaftaran CPNS dosen dan staf ini menjadi bukti bahwa janji saya akhirnya bisa saya wujudkan untuk kesejahteraan rakyat saya. Upadduppangekki’ jancikku untuk rakyatku dan untuk Sulawesi Selatan,” ungkap Taufan.
Dengan hadirnya ITH, Kota Industri Tanpa Cerobong Asap yang menjadi visi dan misi kepemimpinan Taufan Pawe di bidang pendidikan terwujud.
“Pada bidang kesehatan juga sudah terwujud dengan hadirnya Rumah Sakit Regional dr Hasri Ainun Habibie dan optimalisasi RSUD Andi Makkasau. Di bidang kepariwisataan sejumlah ikon pariwisata bertajuk BJ Habibie, termasuk pembangunan Museum BJ Habibie menjadikan Parepare kota tujuan sebagai penyangga ekonomi di Sulsel,” tandas Taufan. (*)