Barru, Sulsel – “Mappadendang” merupakan tradisi di masyarakat Bugis Makassar di Sulawesi-Selatan. Mappadendang atau yang lebih dikenal dengan sebutan pesta pascapanen pada suku bugis merupakan suatu pesta syukur atas keberhasilannya dalam menanam padi kepada yang maha kuasa.
Pesta pasca panen tahun ini, diawali oleh Warga Dusun Maddo Desa Tellumpanua, Tanete Rilau yang dibuka langsung oleh Bupati Barru Suardi Saleh, Rabu (19/8/2020).
Bupati Barru Suardi Saleh yang menghadiri acara dan berkenan membuka secara resmi menyampaikan rasa bahagia dan bangga atas perhatian masyarakat khususnya pemuda Maddo yang menggelar acara pesta panen setiap tahunnya sebagai bentuk rasa syukur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Alhamdulillah, pada malam ini kita diberikan nikmat kesehatan hingga dapat merasakan proklamasi kemerdekaan republik Indonesia bahkan mengikuti malam tahun baru Islam. Apresiasi kami yang luar biasa, kepada Panitia, di Maddo ini, Tellumpanua ini, Konsisten menyelenggarakan acara seperti ini, hingga hampir tiap tahun saya ada disini, acara yang dimeriahkan dan dimotori oleh anak-anak muda yang luar biasa di Maddo ini”, tutur Suardi Saleh.
Meskipun ditengah suasana kegembiraan pesta, namun Bupati Barru tetap mengedukasi dan mengingatkan warganya untuk senantiasa menggunakan masker serta menegakkan standar Protokol Kesehatan Covid-19. Selain itu, Beliau juga menjelaskan bahwa saat ini Kabupaten Barru secara umum mendapatkan anugerah berupa panen padi yang berhasil di musim tanam Gadu 2020.
“Alhamdulillah, kampung ini luar biasa, walaupun tanaman Gadu, tapi tidak kalah hasilnya dari tanaman musim penghujan, Walaupun, Pandemic Covid-19 ini, dimana rata-rata daerah mengalami penurunan namun di kabupaten Barru ini, Alhamdulillah”, ucapnya.
Menurutnya, acara Mappadendang yang digelar oleh Masyarakat Desa Tellumpanua ini secara konsisten akan menjadi daya tarik sendiri khususnya bagi warga luar daerah untuk datang merawat silaturahmi sembari menikmati kebersamaan di pesta Mappadendang.
Dengan lugas, Suardi Saleh mengutip ayat Al Qur’an dan menguraikan maknanya dengan fasih dihadapan publik, “Barang siapa yang mensyukuri nikmat ku, kata Allah InsyaAllah akan ditambahkan dan lebih berhasil kedepannya, Acara ini juga penting menjadi wadah silaturahim. Biasanya, saudara kita yang di Makassar atau ditempat lain, jika tahu ada acara seperti ini akan datang untuk sekaligus silaturahmi”, bebernya.
Kegiatan ini juga menjadi upaya melestarikan budaya yang telah dilakukan oleh leluhur Bugis Barru yang perlu terus dilanjutkan
“Hampir setiap desa di tiap kecamatan melaksanakan kegiatan seperti ini, sehingga akan kita nilai dan Insya Allah tahun mendatang kita akan umumkan pemenangnya pada hari jadi”, janjinya yang disambut dengan tepuk tangan bahagia oleh hadirin.
Uniknya, gelaran tradisi ini diinisiasi oleh Forum Komunitas Pemuda Maddo (FKPM) yang saat ini dipimpin oleh Sulfiamin. Ia bersama teman-temannya yang telah terorganisir sejak tahun 2018 lalu menggelar acara ini di ruang terbuka dengan tetap menjaga protokol kesehatan Covid-19.
Ketua Panitia, Akbar mengucapkan terima kasih atas kehadiran Bupati Barru dan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Barru beserta rombongan.
Acara yang dimulai dengan tanda Penumbukan Lesung oleh Bupati Barru, bersama Ibu Ketua Tim Penggerak PKK, Sekda Barru, dan Kepala Dinas Pariwisata Barru dan Camat Tanete Rilau akan mempertontonkan pencak silat dari sanggar Seni Sipurennue, musik akustik, gelaran tari, pertunjukan teater serta lagu daerah dan musik tradisional.
“Sekali lagi, terima kasih atas kegiatan ini. Teruslah berkreasi, teruslah berinovasi”, tutup Bupati Barru dalam sambutannya. (Hum/Rill)