Beritasulsel.com, Jakarta – Merasa selalu dihina dan perlakukan buruk oleh pihak keluarga suaminya, seorang istri berinisial R (42), di Kelapa Gading, Jakarta Utara, nekat menghabisi suaminya sendiri inisial AP dengan menggunakan senjata tajam jenis sangkur hingga tewas.
Kasus ini terungkap berdasarkan laporan dari anak tirinya yang merasa janggal dengan kematian ayahnya AP. Polisi yang menerima laporan itu melakukan penyelidikan dan menemukan ada luka yang terlihat serius di bagian dada AP.
“Pengungkapan ini beranjak dari laporan polisi pada 26 Januari 2020, berdasarkan laporan polisi ini di mana keluarga korban AP, mereka melihat bahwa kematian AP tidak wajar sehingga membuat laporan polisi,” kata Kapolsek Kelapa Gading Kompol Jerrold Hendra Kumontoy, saat jumpa pers di Mapolsek Kelapa Gading, Jumat (31/1/2020).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kapolsek melanjutkan, setelah dilakukan penyelidikan dengan memeriksa beberapa saksi termasuk pelaku. Yang bersangkutan R mengakui telah melakukan pembunuhan itu. Begitu juga diperkuat hasil keterangan yang didapat penyidik dari pihak rumah sakit tempat AP sempat dibawa.
“Ketika kita melakukan pemeriksaan saudari R langsung menyampaikan bahwa dia sebagai pelaku, dia mengaku kalau dirinya menusuk korban atas nama AP,” kata Kapolsek.
Untuk membuktikan hal itu, polisi kemudian membongkar kuburan AP untuk melakukan autopsi, dengan mengundang ahli forensik dan melalukan autopsi. “Dan hasilnya benar korban meninggal diakibatkan adanya luka tusuk di bahu sebelah kiri dengan lebar 2 cm dan cukup dalam,” lanjut Jerrold.
Lebih jauh di jelaskan Kapolsek, pelaku membunuh korban pada 21 Januari 2020 di rumahnya, di Jl Summagung II, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Saat itu sempat terjadi cekcok, karena pelaku saat itu hendak pergi dari rumah, namun di tahan korban.
Keinginan pelaku pergi dari rumah tersebut karena merasa tidak betah, dan merasa kerap mendapat penghinaan dari keluarganya AP.
“Jadi si R ini statusnya istri kedua, jadi mereka ini suami istri. Karena tidak betah, pelaku mau keluar saat itu juga dan ditahan oleh korban. Terjadi konflik karena, menurut keterangan dari R, si korban malah menuduhnya memiliki laki-laki lain sehingga mau keluar. Nah konflik itu, terjadi cekcok yang panjang, mengakibatkan penikaman,” katanya.
Untuk diketahui pelaku R hanya tinggal bersama suami dan tiga anak tirinya. Sedangkan istri pertama korban telah meninggal dunia lebih dari lima tahun lalu. Pelaku R dikenakan ancaman hukuman pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengam ancaman hukuman penjara maksimal 15 tahun.