Wajo, Sulsel – Deretan program Bupati dan Wakil Bupati, Amran Mahmud-Amran, dalam memimpin Kabupaten Wajo satu per satu telah berjalan. Masyarakat sudah merasakan dampaknya. Salah satunya di bidang pelayanan kesehatan, yakni Oto Dottoro.
Oto Dottoro adalah 1 dari 25 program duo Amran, sekaligus wujud dari janji politik saat gelaran pemilihan kepala daerah, yang tertuang dalam kartu Pammase.
Oto Dottoro merupakan pusat pelayanan keselamatan terpadu. Tersebar di 14 kecamatan di Bumi Lamaddukelleng. Untuk memperoleh layanan kesehatan masyarakat hanya tinggal menghubungi call center. Ini menjadikan warga di pelosok pun bisa tersentuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Wajo, Armin, mengatakan untuk langkah awal Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wajo telah menyiapkan lima unit armada Oto Dottoro yang dilengkapi peralatan modern. Selain itu, satu unit ambulans Public Safety Center (PSC) atau Pusat Pelayanan Kegawatdaruratan.
“Pada tahap awal dibentuk lima kelompok koordinator Oto Dottoro yang bertugas tiap kecamatan yang terdiri dari satgas pelayanan kesehatan serta sopir yang dilengkapi dengan ambulans beserta peralatannya,” kata Armin kepada awak media, belum lama ini.
Sosok perempuan bergelar doktor ini menyampaikan, koordinator tingkat kecamatan bertugas untuk melayani kasus kecelakaan dan kegawatdaruratan lainnya di wilayah kerja 14 kecamatan sehingga waktu penanganan atau respons time lebih cepat.
Keberadaan Pusat Pelayanan Kegawatdaruratan ini, lanjut dia, disebarluaskan pada saat peresmian pengoperasian sekaligus peluncuran penggunaan pada 15 Februari 2020 lalu, bertepatan satu tahun kepemimpinan Amran Mahmud-Amran.
“Pada acara tersebut disosialisasikan nomor hotline Pusat Pelayanan Kegawatdaruratan Wajo yang dapat dihubungi. Di awal pelaksanaannya masih menggunakan nomor telepon seluler yaitu 0811 404 112 sebagai nomor call center yang bisa dihubungi 24 jam untuk mendapatkan pelayanan Oto Dottoro,” sebutnya.
Lalu, pada 11 Februari 2021 berlangsung peluncuran layanan call center Wajo Masiga 112 yang dipusatkan di Pusat Pelayanan Kegawatdaruratan. Layanan call center ini terintegrasi dengan kepolisian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Pemadam Kebakaran (Damkar) Wajo. Call center ini difasilitasi Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Wajo.
“Kesemua organisasi perangkat daerah yang terkait akan terpadu dan terintegrasi dalam memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” beber eks Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Siwa ini.
Dalam pelaksanaan pelayanan kegawatdaruratan di lapangan, lanjut Armin, Pusat Pelayanan Kegawatdaruratan menerima panggilan dari masyarakat/pelapor melalui proses triase (pemilahan kondisi korban/pasien gawat darurat).
“Setelah menerima panggilan dari masyarakat/pelapor operator call center memberikan penjelasan kepada pelapor mengenai penanganan korban/pasien gawat darurat sambil menunggu Oto Dottoro dan tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan) tiba di lokasi kejadian/rumah pasien,” terangnya.
Setelah tenaga kesehatan tiba di lokasi/rumah, pasien segera dilakukan penanganan sesuai dengan kondisi pasien. Apabila pasien memerlukan penanganan lebih lanjut, maka akan dirujuk ke fasilitas pelayanan terdekat dalam hal ini puskesmas atau rumah sakit.
Sejak Pusat Pelayanan Kegawatdaruratan terbentuk di Wajo pada 2020, Oto Dottoro telah menangani sebanyak 238 kasus dengan kasus terbanyak adalah inpartu sebanyak 50 kasus dan di antaranya kasus kegawatdaruratan berupa kecelakaan lalu lintas sebanyak 18 kasus. Sebagian juga dijemput di rumah untuk dibawa ke rumah sakit atau puskesmas.
“Jadi keberadaan Pusat Pelayanan Kegawatdaruratan sangat penting untuk memberikan pelayanan kegawatdaruratan di masyarakat Kabupaten Wajo sehingga dapat menghindari atau meminimalisir terjadinya kematian dan atau kecacatan,” beber Armin.
Meski demikian, juga terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan program ini. “Kendala yang bisa diselesaikan langsung, itu kita selesaikan. Namun, untuk beberapa yang memang membutuhkan perencanaan ataupun penganggaran kita tetap usulkan untuk menjadi pertimbangan. Tetapi, sampai hari ini, kita sudah memaksimalkan pelayanan dengan sumber daya dan peralatan yang sudah ada tentunya dengan selalu berkoordinasi dengan Bapak Bupati dan Bapak Wakil Bupati,” ucapnya.
Semenjak Program Oto Dottoro Pemkab Wajo dilaunching tahun 2020, kini sudah ratusan kasus yang ditangani. Baik kasus kecelakaan lalu lintas, maupun menjemput warga yang butuh penanganan khusus di rumah sakit dan Puskemas. Sebagai langkah awal, Pemkab telah menyiapkan 5 unit Oto Dottoro yang dilengkapi peralatan yang modern, dan 1 unit ambulans Publik Safety Centre (PSC).
Wilayah Kerja Oto Dottoro:
Oto Dottoro 1 di Puskesmas Keera untuk melayani wilayah kerja Puskesmas Pitumpanua, Keera, dan Salobulo
Oto Dottoro 2 di Puskesmas Majauleng melayani wilayah kerja Puskesmas Majauleng, Tosora, Gilireng, dan Wewangrewu
Oto Dottoro 3 di Puskesmas Pammana melayani wilayah kerja Puskesmas Pammana, Sabbangparu, Liu, Lempa, dan Solo
Oto Dottoro 4 di Puskesmas Maniangpajo melayani wilayah kerja Puskesmas Maniangpajo, Belawa, Sappa, dan Tanasitolo
Oto Dottoro 5 di Puskesmas Takkalalalla melayani wilayah kerja Puskesmas Takkalalla, Parigi, Sajoanging, dan Penrang Mobil PSC melayani Puskesmas Tempe, Salewangeng, dan Pattirosompe. (prd)