Beritasulsel.com – Pemilihan Wali Kota Makassar yang digelar pada 27 November 2024 telah selesai, dengan Munafri Arifuddin keluar sebagai pemenang setelah meraih 54,72% suara.
Kandidat dari Partai Golkar ini mengungguli Andi Seto Gadhista Asapa dari Partai Gerindra yang memperoleh 27,85% suara, Indira Yusuf Ismail dari PDI-P yang mendapatkan 13,96% suara, serta Amri Arsyid dari PKS memperoleh 3,47% Suara.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Makassar, Andi Muhammad Yasir Arafat menegaskan bahwa seluruh proses Pemilu, mulai dari pendaftaran calon hingga penghitungan suara, dilakukan dengan prinsip keterbukaan dan akuntabilitas.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Andi menyatakan bahwa pihaknya telah bekerja secara profesional untuk memastikan jalannya pemilu yang bersih dan sesuai regulasi.
“Kami berkomitmen untuk menjaga kepercayaan publik terhadap pemilu. Segala bentuk keberatan atau dugaan kecurangan telah ditindaklanjuti melalui jalur hukum yang tersedia,” ujar Andi dalam konferensi pers pasca Pemilu.
Reaksi masyarakat terhadap hasil Pemilu cukup beragam. Sebagian besar pendukung Munafri Arifuddin menyambut gembira kemenangan kandidat mereka, berharap bahwa kepemimpinannya mampu membawa perubahan positif bagi Makassar.
“Saya percaya Munafri bisa membawa Makassar ke arah yang lebih baik. Dia punya pengalaman dan jaringan yang luas untuk membangun kota ini,” ujar RM, seorang warga Kecamatan Panakkukang.
Di sisi lain, para pendukung kandidat yang kalah mengungkapkan rasa kecewa mereka.
Beberapa dari mereka menilai Pemilu kali ini masih menyisakan sejumlah persoalan, termasuk dugaan adanya tekanan politik dan penyimpangan administratif.
“Saya merasa masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam sistem pemilu kita, terutama soal transparansi dalam penghitungan suara,” kata ST, seorang pendukung Indira Yusuf Ismail.
Di media sosial, perdebatan mengenai hasil pemilu terus berlangsung. Sebagian besar masyarakat mengapresiasi kelancaran pemilu, sementara yang lain masih mempertanyakan beberapa aspek teknis yang dianggap kurang transparan.
Meskipun ada perbedaan pendapat, situasi di Makassar tetap relatif kondusif. Pihak keamanan tetap berjaga di beberapa titik strategis untuk mengantisipasi potensi gangguan, meskipun sejauh ini tidak ada insiden besar yang mengganggu ketertiban.
Kini, setelah resmi terpilih, Munafri Arifuddin dihadapkan pada berbagai tantangan utama, termasuk perbaikan infrastruktur, pengurangan kemacetan, penanganan banjir, serta peningkatan pelayanan publik di sektor pendidikan dan kesehatan.
Dengan beragamnya tanggapan dari masyarakat, pemerintahan baru dituntut untuk lebih responsif terhadap aspirasi rakyat dan membangun kepercayaan publik terhadap sistem demokrasi.
Pemilu 2024 di Makassar menjadi bukti bahwa partisipasi masyarakat dalam demokrasi semakin meningkat, sekaligus menjadi pengingat bahwa transparansi dan akuntabilitas harus terus dijaga demi masa depan politik yang lebih baik. (*)