Beritasulsel.com – Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel). tidak hanya dikenal dengan keindahan alamnya yang memukau, tetapi juga dengan warisan budayanya yang kaya akan cerita dan sejarah yang menarik.
Salah satu tempat wisata yang tak boleh Anda lewatkan ketika berkunjung ke daerah ini adalah Gua Mampu, sebuah tempat yang memancarkan pesona sejarah dan legenda yang begitu menggetarkan.
Gua Mampu terletak di desa Cabbeng, Kecamatan Dua Boccoe, Kabupaten Bone, Sulsel, hanya sekitar 35 kilometer dari Watampone, ibukota Kabupaten Bone. Akses ke kawasan ini sangat mudah melalui jalan beraspal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tempat ini bukan hanya tempat biasa. Terletak di lereng-lereng gunung yang dihiasi oleh pepohonan raksasa, Gua Mampu memiliki luas sekitar 2000 meter persegi yang menantang untuk dieksplorasi.
Namun, sebelum Anda memutuskan untuk memasuki gua ini, pastikan Anda telah mempersiapkan alat penerangan seperti senter dan obor, karena di dalam gua ini kegelapan menyelimuti.
Gua Mampu memiliki tujuh tingkatan, dan sejarahnya diperkirakan mencapai tahun 1013 SM, jauh sebelum Islam masuk ke Kabupaten Bone. Namun, yang membuat gua ini benar-benar menarik adalah legenda yang dikenal oleh masyarakat sekitar.
Menurut legenda, zaman dahulu ada sebuah kerajaan di daerah ini yang terdiri dari tujuh desa. Namun, kerajaan ini ditimpa musibah dan dikutuk menjadi batu. Penyebabnya? Ternyata karena ulah putri raja sendiri.
Batu-batu yang ada di dalam gua ini dipercayai memiliki bentuk yang mirip dengan manusia dan binatang, yang mencerminkan kerajaan yang dikenal sebagai Kerajaan Mampu.
Dalam kerajaan ini, kehidupan masyarakat berjalan dengan begitu berkecukupan sehingga mendapat julukan “Mampu”. Kerajaan ini dipimpin oleh La Oddang Patara dan istrinya, La Wellellu.
Namun, putri mereka, Appung Ellung Mangenre, memiliki ciri yang sangat unik: ia tidak pernah keluar rumah dan tidak pernah menginjakkan kakinya di tanah. Masyarakat Bugis sering mengatakan, “Ana dara malebbi” untuk menggambarkan keadaannya.
Putri raja ini juga terkenal karena kulitnya yang sangat putih. Suatu hari, ketika sedang menenun, ia secara tidak sengaja menjatuhkan alat tenunnya ke tanah dan malas turun untuk mengambilnya.
Dalam kekecewaannya, ia berteriak, “Siapa yang bisa mengambil alat tenunku di tanah? Jika dia laki-laki, akan saya jadikan suamiku; jika dia perempuan, akan saya jadikan saudaraku.” Sayangnya, tidak ada yang mendengarkan teriakan putri, kecuali seekor anjing jantan liar.
Anjing ini, yang dikenal sebagai Bolong Lasareweng, mengambil alat tenun yang jatuh di tanah. Namun, sang putri terkejut bahwa yang mengambil alat tenunnya adalah anjing jantan. Putri mengekspresikan keraguan akan janjinya dan mencoba untuk menipu anjing itu. Dengan tajam, putri menunjuk ke arah kepala anjing dan bertanya, “Kenapa ada batu di kepalamu?”
Sang anjing dengan tiba-tiba berbicara dan menjawab, “Bukan hanya saya, kamu juga memiliki batu di kepalamu.” Inilah yang dikenal sebagai “Sijello To Mampu.”
Anjing ini mengutuk kerajaan tersebut karena sang putri mengingkari janjinya. Akibatnya, kerajaan dengan tujuh desanya segera berubah menjadi batu.
Legenda tentang Gua Mampu ini masih dipercayai oleh masyarakat sekitar gua dan Kabupaten Bone, Sulsel. Ketika Anda mengunjungi tempat ini, selain menikmati keindahan alam dan sejarah yang menyertainya, Anda juga bisa merenungkan makna yang terkandung dalam cerita legenda yang begitu kuat ini.
Gua Mampu adalah tempat yang tak hanya memikat mata tetapi juga menyentuh hati dan jiwa Anda. (***)