Beritasulsel.com – Dua orang anggota DPRD Sinjai dari partai berbeda kompak menggelar reses di Desa Arabika dan Desa Bonto Salama Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai, Kamis (3/2/22)
Kedua anggota dewan tersebut adalah Fachriandi Matoa dari Partai Gerindra dan Hj. Nurbaya Toppo dari Partai PPP. Mereka gelar Reses I Masa Sidang Tahun 2021 – 2022 di Dapil IV Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai.
Berbagai usulan dan keluhan yang disampaikan masyarakat kepada kedua anggota dewan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kabar yang kami dengar, susah katanya mengusulkan pembangunan gedung kalau tidak ada lahan atau tidak dihibahkan tanahnya. Nah, kami punya lahan dan telah dihibahkan untuk pembangunan TK (Taman kanak kanak). Kami berharap dibuatkan gedung TK karena lahan telah kami siapkan,” ucap beberapa warga dihadapan kedua anggota dewan tersebut.
“Kami punya saluran tersier irigasi Katoangnge. Tapi menurut informasi, irigasi Katoangnge tidak terdaftar atau tidak ada dalam data PUPR dan Pertanian. Kenapa bisa begitu, padahal kami juga ingin nikmati perbaikan pemerintah,” keluh warga lainnya.
Selain itu, pada pertemuan tersebut salah seorang tokoh masyarakat berharap adanya pengadaan bak sampah di setiap dusun, dan berharap Pemerintah Daerah dapat membantu pecahkan masalah kemacetan di Pasar Arabika.
“Mungkin Dinas Perhubungan dan Satpol PP bisa membantu kami mengurai macet di Pasar Arabika” ucap tokoh masyarakat tersebut.
Sementara itu, di Desa Bonto Salama, seorang tokoh masyarakat yang juga pemerhati pendidikan atas nama Daeng Bani, menyanjung program Pemda disektor pendidikan. Hanya saja kata Daeng Bani, sangat disayangkan karena Pemda hanya memperhatikan pendidikan formal dan seolah olah melupakan pendidikan non formal,
“Kita punya PAUD, kita ada PKBM, kelas kelas kursus dan lain lain. Kita bangga dengan pemberian beasiswa berprestasi, seragam sekolah, tapi tolong perhatikan juga PAUD dan PKBM serta lembaga non formal lainnya,” tutur Daeng Bani.
Masih di tempat yang sama, seorang tokoh masyarakat menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi tingginya terhadap program unggulan Pemda Sinjai yakni pembangunan Aspura dan Aspuri untuk Mahasiswa Sinjai di Kota Makassar.
Menurut tokoh masyarakat tersebut, adanya Aspura dan Aspuri di Kota Makassar, warga Kabupaten Sinjai sangat terbantu terutama warga yang anaknya kuliah di Makassar.
Untuk itu mereka berharap agar pemerintah daerah kabupaten Sinjai juga membangun Aspura dan Aspuri di Kabupaten Sinjai. Karena kata mereka, tidak semua warga kabupaten Sinjai kuliah di Makassar bahkan sebagian besar kuliah di Kabupaten Sinjai.
“Kami bangga daerah kita telah memiliki 2 Universitas di Sinjai. Tapi apakah pak dewan dan ibu dewan tahu kalau kami kesulitan membiayai kuliah anak anak kami terutama tempat tinggalnya, tempat kosnya? kenapa ini tidak diperhatikan pemerintah, kenapa pemerintah tidak bangun juga Aspura dan Aspuri di Kota Sinjai buat putra-putri kami dari pelosok kecamatan? Maka dari itu tolonglah bangun Aspura dan Aspuri,” pinta warga di hadapan legislator Gerindra dan PPP tersebut.
Bukan hanya itu, di tempat tersebut seorang petani juga menyampaikan keluhannya atas minimnya informasi dari penyuluh pertanian terhadap petani tentang adanya pupuk subsidi untuk petani kebun.
“Kenapa kami tidak tahu kalau ternyata ada pupuk subsidi untuk petani kebun, bukan hanya untuk tanaman padi, padahal saya ini tidak punya sawah dan hanya dapat berkebun” ucapnya.
Setelah dua hari melakukan reses tatap muka, dua legislator ini memanfaatkan masa reses di hari berikutnya dengan mengunjungi desa tetangga melihat tanaman padi milik warga. Hj. Nurbaya Toppo begitu sedihnya melihat kondisi pengairan Arango Kanan 1 di Desa Barania.
Pengairan tersebut mengairi ratusan hektar sawah yang berada di dua desa yakni Desa Barania dan Desa Arabika, dan oleh bencana longsor yang terjadi minggu sebelumya telah memutuskan aliran air dari saluran irigasi tersebut yang akan mengancam kekeringan ratusan hektar areal persawahan.
Bayangan kegagalan panen membuat legislator PPP Sinjai sedih seketika murung dan terbayang kesedihan petani.
Serupa yang dilakukan Fachriandi Matoa, yang mengunjungi hamparan persawahan di Dusun Cakkelembang Desa Turungan Baji, keresahan jelas tergambar di wajah legislator Gerindra tersebut.
Karena pada tahun sebelumnya hal serupa terjadi dan PUPR telah menjanjikan akan mengerjakan irigasi yang menyuplai hamparan persawahan tersebut namun nyatanya tidak terlaksana.
Mengantisipasi gagal panen, Kepala Dusun setempat minta bantuan mesin pompa dan pipa sebagai solusi dengan memanfaatkan air sungai yang ada di bawah areal persawahan.
Keresahan dan kesedihan dua legislator ini makin memuncak oleh karena sarana transportasi berupa jalan poros Arabika-Bonto Salama yang merupakan satu satunya akses yang menghubungkan Sinjai Barat ke tiga desa bagian utara Sinjai Barat ini yakni Desa Bonto Salama, Desa Turungan Baji dan Desa Terasa, tak kunjung diperbaiki oleh Pemkab Sinjai sejak bencana longsor yang membuat separuh badan jalan jatuh sepanjang 15 meter, sejak 2 tahun lalu.
“Selain selaku Ketua Komisi I DPRD Sinjai, pak Fachriandi ini juga Anggota Badan Anggaran utusan fraksi Partai Gerindra, sehingga saya mengharapkan ini ditegaskan dalam rapat BANGGAR-TAPD,” kelakar Hj. Nurbaya Toppo kepada Fachriandi Matoa.