Parepare, Sulsel – Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tipe A1 Parepare, menggelar press rilis Realisasi APBN 2022 dan Strategi Pelaksanaan Anggaran 2023, di Aula Kantor KPPN, Rabu (11/1/2023).
Hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala KPPN Parepare, Alim Afifi, Kepala KPKNL Fredy Himarwanto, Kasi perbendaharaan KPPBC Parepare, Selamet S, Kepala Seksi KPP Pratama Parepare, Yudi Sanjaya, serta kepala maupun perwakilan Kantor BPS se-Ajatappareng.
Alim mengatakan, tahun 2023 adalah tantangan baru bagi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Satu khususnya KPPN, dalam memastikan roda perekonomian tumbuh bersama APBN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Alim menjelaskan, tahun 2023 adalah momen baru bagi KPPN, Kementerain/Lembaga (K/L) dan Pemerintah Daerah (Pemda) untuk bersinergi dalam pengelolaan keuangan, mengingat sumber utama Dana Alokasi Umum (DAU), yang ditentukan maupun tidak ditentukan peruntukannya, mulai disalurkan melalui KPPN kepada Pemda wilayah Ajatappareng.
“Sehingga menjadi keniscayaan bagi Kementerian Satu, K/L, Pemda dalam menjalin komunikasi, koordinasi , sinergi dan kerja sama yang baik terutama dalam pengelolaan keuangan dan pemulihan ekonomi,” katanya.
Sementara, Fredy pihaknya, menangangani lelang serta pengelolaan PNBP. Peneriamaan PNPB kata dia, dibagi menjadi tiga, yaitu pengelolaan aset, lelang, dan piutang yang sedang ditangani hingga saat ini.
“Tahun 2021 hingga 2022 kami ada program keringanan piutang penerimaan PNBP, dan dari program itu capaian pituang ditahun 2022 sebesar 8,9 Miliar,” ungkapnya.
Sedangkan, Yudi menyampaikan wilayah kerjanya diantaranya Kota Parepare, Pinrang, Sidrap, Enrekang, dan Barru. Adapun jumlah wajib pajak yang melakukan pembayaran sampai 31 desember masih sangat kecil, rata-rata hanya 3%.
“Penerimaan pajak perwilayah yaitu, Kabupaten Pinrang sebesar 27,56%, Kabupaten Sidrap 26,10 persen, Kota Parepare 20,63%, Kabupaten Enrekang 46,73%, Kabupaten Barru 15,51%. Total penerimaan pajak di wilayah kerja KPP Pratama sebesar 25,08% dari 333.629 jumlah wajib pajak,” ungkapnya.
Slamet Suryana, hadir mewakili Kepala Kantor menyampaikan, KPPBC Parepare mengelola kepabeanan biaya masuk dan biaya keluar. Adapun bea masuk di tahun 2022 sebesar Rp105 juta.
“Alhamdulillah capaian di tahun 2022 melebihi target. Capaian ini dari penerimaan ekspor dan impor, pengelolaan kelapa sawit, dan pajak rokok sebesar Rp3,9 miliar. Total bea cukai Parepare sebesar Rp116 miliar,” pungkasnya. (*)