BULUKUMBA,BERITASULSEL.COM–Baru baru ini warganet dikagetkan dengan beredarnya video perundungan salah seorang siswa yang terjadi di SDN 118 Lembang Tumbu Desa Gunturu, Kec. Herlang, Kab. Bulukumba.
Dalam video yang viral di media sosial itu, terlihat korban GF, siswa kelas 4 SD berulang kali diinjak dan ditampar oleh kakak kelasnya. Bukanya dilerai, bahkan GF hanya jadi bahan tontonan dan tertawaan oleh siswa lainnya.
Nasib malang yang menimpa bocah berusia 8 tahun itu diperkirakan terjadi pada kamis (06/10/2022) lalu, namun pihak keluarga tidak mengetahuinya, pasalnya, GF tidak pernah bercerita tentang kejadian yang menimpah dirinya di sekolah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bibi GF, yakni Ayu Bahlia Nurdin mengaku baru mengetahui kejadian yang menimpa keponakannya itu, saat salah seorang dari tetangganya mengirimkan video tersebut kepadanya. Senin, 10 Oktober 2022.
Katanya, tetangganya itu menemukan video aksi kekerasan itu pada timeline histori Whatshapnya, yang diunggah oleh salah seorang siswa SDN 118 Lembang tumbu.
“Pantas ini keponakanku kasian kalau pulang dari sekolah, kadang ada bengkak atau bekas cakaran di mukanya, tapi alasannya jatuh, kodong, anakku mungkin selalu di bully kasian tapi tidak pernah mengaduh,”Ungkap ayu.
Ayu menduga, GF tidak pernah mengadu kepada keluarga, selain kedua orang tua bocah itu telah merantau ke kalimantan, GF juga menerima tekanan dari kakak kelasnya. Diketahui GF saat ini tinggal bersama nenek dan bibinya di kampung Na’nasayya di kec. Kajang Bulukumba.
“Massena nyahaku karaeng (Dialeg Makassar) lihat anak keponakanku diperlakukan seperti ini sama teman sekolahnya (kelas 6)
Ya Allah begitu sadisnya kalian,” Tulis ayu, dalam postingan accound facebooknya Ayu Bahlia Nurdin.
Melihat aksi tak terpuji dilakukan siswa tersebut, sontak menggegerkan publik, tidak terkecuali aktivis mahasiswa.
Masniar, Ketua Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PK.PMII) STMIK Bina Adinata menilai ada kegagalan dalam pembinaan mental dan karakter anak dalam sekolah tersebut.
Aktivis perempuan itu meminta seluruh Stakeholder ambil sikap dan melakukan kajian untuk melakukan pembenahan dalam pendidikan karakter siswa di kabupaten bulukumba.
“Hal tersebut tidak patut untuk dinormalisasi,
sehingga membutuhkan kerjasama yang baik kepada semua pihak, khususnya diranah pendidikan seperti dinas yang berperan dalam perihal tersebut,” Tandasnya.
Masniar meminta pemerintah tidak tinggal diam atas kejadian tersebut, menurutnya pemerintah wajib mengambil tindakan dalam meningkatkan kapasitas nilai pendidikan karakter anak, terutama meningkatkan kapasitas para guru pengajar di sekolah
“Selain guru sebagai pendidik dalam sekolah tentu orang tua juga tidak boleh lepas tangan dalam melakukan bimbingan dan pengawasan terhadap anak anaknya,” Kata Niar.
“Kerjasama semua pihak sangat diperlukan,” Pungkasnya.
Menurut Aktivis PMII Bulukumba itu, Peran dan kebijakan pemerintah diperlukukan untuk melakukan pencegahan terjadinya aksi kekerasan yang berulang disekolah.
Karena, Kata Niar, belum ada regulasi yang dianggap tepat untuk cegah terjadinya aksi Bullying, apalagi bagi siswa yang masih usia sekolah dasar, dimana usianya belum cukup untuk ditekan melalui aturan kriminal kepolisian.
“Maka dari itu, pendidikan harus mengedepankan kecerdaskan karakter sebelum kecerdasan intelektual,” Tutup Masniar.