Beritasulsel.com – Bencana alam banjir yang menerjang beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan khususnya di Luwu Raya, menuai sorotan dari banyak pihak, salah satunya dari Ikatan Pelajar Mahasiswa Luwu Raya (IPMIL).
Kepada media ini via WhatsApp pada Selasa malam (7/5/24), pentolan IPMIL, Misbahul mengatakan bahwa banjir adalah fenomena alam akibat ulah manusia yang terjadi sebagai akumulasi dari beberapa faktor, diantaranya hujan deras, kondisi sungai daerah hulu, dan pasang surut air laut.
Misbahul menambahkan bahwa penyebab banjir juga mencakup curah hujan yang tinggi dan pengrusakan ekologi yang tidak memperhatikan dampaknya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dia menjelaskan bahwa berdasarkan laporan cepat wilayah terdampak bencana banjir di Kabupaten Luwu oleh Tim Krisis PKm dan EMT/disaster Kabupaten Luwu diantaranya yang terdampak Banjir adalah daerah (Kecamatan): Latimojong, Bajo barat, Suli barat, Kamanre, Bupon, Larompong, Larompong selatan, Walbar, Belopa, Belopa utara, Ponrang dan Ponrang selatan.
Misbahul selaku Pemuda Luwu menilai banjir ini akibat dari pengendalian pembukaan lahan dan pemberian Izin menambang yang harus di perketat dan kembali memperhatikan AMDALnya agar banjir dan longsor bisa tertangani sejak awal.
“Dari hulu disana sekarang marak terlihat pembukaan lahan penambang yang diduga tidak terkontrol, pohon-pohon yang asalnya sebagai penyangga air, sekarang banyak yang hilang atau di tebang sehingga pada saat air hujan turun, terjadilah banjir dan longsor seperti ini,” kata Misbahul.
Lanjut kata Misbahul bahwa pertambangan selain merusak sumber-sumber kehidupan masyarakat, juga mempunyai efek yang besar terhadap keberlangsungan hidup masyarakat yang ada di sekitar lokasi pertambangan.
“Kami mepertegas dan mengatakan di Kabupaten Luwu darurat ruang hidup dan bencana ekologis, dimana seharusnya Pemda Kabupaten Luwu mengambil langkah strategis untuk mengatasi bencana tersebut,” tegas Misbahul.
“Pemerintah kabupaten Luwu harus mampu mengedukasi masyarakat dan mampu memberikan ultimatum agar para penambang dapat memperhatikan AMDALnya,” kata Misbahul.
Dia berharap kedepannya agar tidak akan ada lagi peristiwa banjir dan longsor yang menyebabkan berbagai kerusakan dan merugikan mayarakat Kabupaten Luwu.(**)