Wajo, Sulsel– Banjir yang melanda 14 kecamatan di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, menggenani puluhan ribu hektare lahan pertanian dengan taksiran kerugian mencapai ratusan miliar rupiah. Upaya penanganan kini tengah dilakukan.
Bupati Wajo, Amran Mahmud, melalui Kepala Dinas (Kadis) Pertanian dan Ketahanan Pangan Wajo, Muhammad Ashar, berjanji pihaknya terus berupaya mencarikan solusi petani yang merugi akibat banjir yang menggenangi lahan pertanian dengan melakukan koordinasi kepada pihak-pihak terkait.
Ashar mengaku baru saja menerima kunjungan Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Sulawesi Selatan, Uvan Nurwahidah, yang melihat melihat kondisi sektor pertanian terdampak banjir di Wajo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami baru saja menerima Kepala Balai yang turun langsung melihat kondisi sektor pertanian kita yang terdampak banjir serta untuk mendapatkan data yang riil. Alhamdulillah beliau merespons baik untuk kita di Kabupaten Wajo,” kata Ashar, Selasa (31/8/2021).
Dalam kunjungan itu, Kepala BPTPH Sulsel akan membantu memberikan solusi. “Beliau berjanji akan membantu mengusulkan agar Kabupaten Wajo mendapatkan bantuan calon benih nasional dari Kementerian Pertanian RI dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan,” tambahnya.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Wajo juga telah berkoordinasi langsung dengan Kementerian Pertanian untuk mendapatkan bantuan benih. “Kita upayakan melalui koordinasi dengan pihak yang bisa membantu. Insyaallah kita akan terus mengupayakan bantuannya. Memang banjir tahun ini paling parah karena menyerang padi yang usia panen,” tuturnya.
Selain itu, Ashar mengaku timnya bersama tim Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan-Pengamat Hama Penyakit (POPT-PHP) aktif melakukan pemantauan di lokasi terdampak banjir. Pihaknya sementara melakukan pemetaan dan pendataan terhadap sawah-sawah petani yang padinya rusak.
“Kami sudah melakukan pemantauan. Kalau air sudah surut kita lihat mana padi yang mati dan masih bertahan. Kemudian dilakukan pendataan kembali pada lahan yang padinya mati,” ujarnya.
Ashar menjelaskan, data sementara di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Wajo per Selasa (31/8/2021), banjir merendam sekitar 21.023 hektare lahan pertanian padi dan 460 hektare jagung di 14 kecamatan.
“Jadi ada tambahan sekitar 4 ribu lebih hektare dari data sebelumnya yang mencatat 16.824 hektare. Dari 21.023 hektare ini jika kita hitung 5 ton saja per hektarenya, ada sekitar 105.115 ton dengan taksiran kerugian sebesar Rp452 miliar. Sedangkan untuk tanaman jagung, sementara tercatat 460 hektare dengan taksiran kerugian sekitar Rp6,8 miliar. Jadi, untuk sementara taksiran kerugian di sektor pertanian sekitar Rp 460 miliar (dari total 21.483 lahan pertanian),” rincinya.
Curah hujan yang tinggi membuat 14 kecamatan di Wajo terendam banjir pada Sabtu (28/8/2021) lalu. Banjir yang terjadi tidak hanya menggenangi permukiman warga. Sawah-sawah di Bumi Lamaddukelleng juga terendam. (prd)