Wajo, Sulsel – Banjir yang terjadi di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, pada Sabtu (28/8/2021) lalu merendam ribuan rumah dan gedung pemerintahan. Sejumlah infrastruktur juga turut mengalami kerusakan parah. Upaya pembenahan kini mulai dilakukan.
Berdasarkan hasil kunjungan Bupati Wajo, Amran Mahmud, bersama jajaran terkait, diketahui bahwa salah satu penyebab meluapnya air, khususnya di wilayah Kelurahan Maddukkelleng, Kecamatan Tempe, karena daya tampung drainase yang kurang. Meskipun memang debit air Sungai Walennae juga meningkat.
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Wajo segera merespons terkait kondisi itu. Kepala Dinas PUPR Wajo, Andi Pameneri, menyampaikan sebagai langkah antisipasi, Bidang Cipta Karya akan melakukan upaya pembenahan drainase, yaitu dengan pelebaran saluran primer agar daya tampung lebih banyak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kemudian, lanjut Pameneri, saluran air yang melintas di Jalan R.W. Mongisidi yang hanya terbuat dari gorong-gorong akan diusulkan ke balai untuk diganti dengan duiker.
“Rencananya hari ini, kita akan bersurat ke Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) agar di Jalan R.W. Mongisidi dibuatkan duiker. Memang jalan nasional. Kami sudah koordinasikan secara lisan dengan balai kemarin,” ujar Pameneri, Senin (30/8/2021).
Pameneri juga menyebut, pascabanjir pihaknya sudah melakukan pembersihan drainase bersama dengan aparat TNI, Polri, serta Satgas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Wajo dan Kecamatan Tempe.
Terkait dengan jembatan yang putus di Desa Padaelo, Kecamatan Penrang, Pameneri menyampaikan bahwa pihaknya akan mengupayakan perbaikan darurat dan kemudian segera dibuatkan jembatan permanen.
Hal ini dilakukan agar akses transportasi yang menghubungkan Desa Temmabarang dengan Desa Padaelo bisa terbuka. Apalagi jalur ini juga merupakan salah satu akses menuju ke Kecamatan Sajoanging.
“Kita sudah ke lokasi jembatan yang putus, sudah dilakukan pengukuran. Rencananya akan diganti dengan jembatan permanen. Untuk sementara akan dibuatkan jembatan darurat dulu. Tim kami sementara juga melakukan pembenahan di lokasi,” ujar mantan Camat Keera ini.
Pameneri mengungkapkan ada beberapa titik kerusakan jembatan di Kecamatan Penrang, Tanasitolo, Pammana, Sabbangparu, serta Pitumpanua. Pihaknya sementara membenahi jembatan putus di Desa Padaelo, Kecamatan Penrang.
“Insya Allah setelah air surut segera kita segera lakukan pembenahan jembatan untuk memudahkan akses masyarakat. Begitupun ada beberapa tanggul yang jebol di Ujung Pero dan beberapa titik di Belawa, serta Tanasitolo,” ucapnya.
“Kita sudah komunikasikan ke pihak Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan (BBWS PJ) dan surat permohonan yang disertai titik koordinat lokasi bencana. Tim kami juga saat ini sedang menunggu kedatangan Kepala Balai yang saat ini sedang di Soppeng. Insyaallah besok akan ada di wajo,” imbuhnya.
Untuk kerusakan jalan juga, lanjut Pameneri, timnya juga menunggu sampai air surut baru bisa dilakukan pendataan jalan yang mengalami kerusakan.
“Untuk jalan provinsi yang mengalami kerusakan akan kita laporkan ke Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Sulsel untuk dibantu perbaikan, sementara untuk jalan nasional akan kita akan minta bantuan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional untuk penanganannya,” terangnya.(prd)