Beritasulsel.com Rembang – Tujuh delegasi Republik Islam Iran yang dipimpin oleh Penasehat Wakil Presiden Urusan Perempuan dan Keluarga, Zahra Javaherian hari ini mengunjungi Model Industri Rumahan (IR) di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Kunjungan ini merupakan rangkaian kerjasama Pemerintah Iran dengan Pemerintah Indonesia untuk saling berbagi praktik terbaik tentang Pemberdayaan Ekonomi Perempuan di Indonesia.
“Rembang dipilih karena merupakan salah satu kabupaten yang masuk dalam zona merah di Jawa Tengah dengan tingkat kemiskinan 15,41%. Namun saat ini, Kabupaten Rembang telah bermetamorfosis menjadi salah satu wilayah percontohan praktik terbaik untuk pengembangan model IR di 21 Kabupaten/Kota dengan jumlah masyarakat yang memiliki tingkat prasejahtera cukup tinggi,” ujar Staf Ahli Bidang Komunikasi Pembangunan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Ratna Susianawati dalam sambutannya di Rumah Dinas Bupati Rembang,Senin 8/4/2019.

Bupati Kabupaten Rembang, Abdul Hafidz mengungkapkan bahwa Rembang terletak pada lokasi strategis dengan potensi pengembangan pariwisata di pantai utara yang memiliki sumber kekayaan hasil laut melimpah. Di Jawa Tengah terdapat daerah percontohan model IR lainnya yaitu Kab. Kendal, dan Wonosobo. Di Kabupaten Rembang pelaku IR tersebar di Desa Tritunggal, yaitu sebanyak 78 orang dan di Desa Pasar Banggi sebanyak 123 orang.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Program IR kini telah berkembang hingga menyentuh ratusan Kepala Keluarga (KK) dan telah berhasil meningkatkan perekonomian masyarakat di Rembang. Tak hanya itu, pengembangan IR juga mampu mencegah para perempuan pergi bekerja ke luar negeri dan menurunkan angka tenaga kerja perempuan. Kami harap bisa mencapai target benar-benar nol tahun ini,” ujar Bupati Rembang, Abdul Hafidz.
Sementara itu pada sesi dialog, salah satu perempuan pelaku IR yang menghasilkan produk unggulan Rengginang Teri di Kab. Rembang, Eko Purwati mengungkapkan bahwa melalui IR, ia telah berhasil memajukan perekonomian keluarganya. Eko juga sudah mendapatkan berbagai pelatihan tidak hanya dari Kemen PPPA tapi juga Instansi lainnya berupa keterampilan, sertifikasi halal hingga cara mengoperasikan internet untuk memudahkan proses pemasaran produk secara daring (online). Omset yang ia dapat perhari bisa mencapai 700 ribu hingga satu juta rupiah.
“Kunjungan ini merupakan bentuk komitmen kami menindaklanjuti MoU yang telah disepakati pada Juli 2018 lalu, untuk mengindentifikasi potensi apa saja yg ada di Rembang. Kami harap kerjasama bisa terjalin di antara kedua negara. Kita bisa bertukar produk hasil IR di Indonesia dan Iran yang dijual secara langsung ataupun secara daring (online),” ungkap Penasehat Wakil Presiden Urusan Perempuan dan Keluarga Republik Islam Iran, Zahra Java.
Zahra juga mengungkapkan bahwa Iran sangat tertarik untuk mempelajari pengalaman masyarakat Rembang dan berencana untuk mengundang wakil dari Indonesia dan Kab. Rembang ke Iran untuk berbagi pengetahuan khususnya dalam pengembangan model IR.
“Kami harap melalui program pengembangan IR yang dimulai sejak 2016 ini, dapat menekan angka kemiskinan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya perempuan di Rembang. Hal tersebut tidak hanya dapat mengurangi kesenjangan di sektor ekonomi namun juga menjadi upaya konkrit untuk mengembangkan kemampuan perempuan dengan segala talenta dan potensinya,” pungkas Ratna.
Ratna menambahkan bahwa Kemen PPPA tidak bisa berjalan sendiri, seluruh pihak harus bersinergi dan berkolaborasi sesuai tugas dan fungsinya dalam mengembangkan model IR ini.
Pada rangkaian acara hari kedua ini, delegasi Iran juga melakukan kunjungan lapangan di Rumah Dinas Bupati Rembang untuk melihat pameran berbagai hasil IR berupa pengolahan makanan ringan yang berbahan dasar hasil laut, seperti rengginang ikan teri, udang, serta olahan makanan dari umbi-umbian.(A2M)