Beritasulsel.com – 76 tahun sudah Republik Indonesia (RI) nikmati kemerdekaan. Sorak-sorai terdengar diseluruh penjuru negeri. Namun, kondisi berbeda dirasakan oleh warga kampung Jammeng, Desa Laiyolo Baru, Kecamatan Bontosikuyu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Selasa (17/8/21).
Masyarakat di kampung Jammeng Selayar hingga kini masih hidup di tengah berbagai keterbatasan. Mereka belum pernah menikmati listrik negara apatah lagi sinyal telpon dan internet.
Untuk mencari sinyal, warga Jammeng harus berjalan sejauh lima kilo meter ke arah utara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Saat malam hari, mereka menggunakan lampu penerangan dari tenaga surya, itu pun terbatas. Tak jarang, warga memanfaatkan lilin dan lampu teplok sebagai penerangan utama.
Janji pemerintah untuk memberi penerangan yang layak kepada masyarakat kampung Jammeng, hingga kini belum terealisasi.
“Di kampung kami ini tidak pernah ada listrik. Kalau malam, anak-anak sekolah tidak bisa belajar dengan baik karna hanya menggunakan penerangan seadanya. Internet dan jaringan telepon juga tidak ada,” kata Kepala Dusun Jammeng, Rudi Hartono, Selasa (17/8/2021).
Selain persoalan listrik dan sinyal telepon, tingkat pendidikan di kampung Jammeng ini juga jauh tertinggal. Letak wilayahnya yang bisa dibilang terpencil, membuat angka putus sekolah masih tinggi.
Di kampung yang dihuni sekitar 80 kepala keluarga tersebut, banyak siswa memilih tidak melanjutkan pendidikan ke tingkat SMA. Faktor ekonomi menjadi salah satu penyebabnya.
Akses jalan dari kampung Jammeng ke pusat kota juga dirasakan sulit oleh warga. Mereka terlebih dulu harus melalui jalan yang cukup terjal dan melewati perbukitan.
“Anak-anak sekolah kami hanya bisa sampai di SMP karna untuk akses ke kota itu jauh, kemudian keterbatasan ekonomi juga sehingga mereka kebanyakan tidak bisa menempuh jenjang sekolah yang lebih tinggi,” lanjut Rudi.
Kampung Jammeng memang membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah. Terlebih, Dusun yang berjarak sekitar 20 kilometer dari pusat ibu kota Kabupaten yang pernah dinobatkan sebagai daerah wisata pada 16 Oktober 2003 silam itu.
“Kami mohon kepada Bapak Presiden Jokowi, tolong bantu kampung kami untuk penerangan PLN dan sinyal telepon,” tutup Rudi.
Laporan: IL
Editor: Heri