Beritasulsel.com – PAM Tirta Karajae Parepare telah melakukan berbagai persiapan langkah antisipasi menghadapi musim kemarau untuk memastikan kebutuhan air bersih masyarakat tetap terpenuhi. Manajer Teknik dan Perencanaan PAM Tirta Karajae, Wahid, mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan pemetaan wilayah yang berpotensi mengalami gangguan distribusi selama kemarau berlangsung.
“Kami sudah punya peta wilayah yang biasanya terdampak saat debit air menurun. Itu menjadi acuan kami untuk mengatur sistem distribusi dan tekanan air agar tetap merata,” jelas Wahid pada Rabu (18/6/2025).
Meski sebagian wilayah Sulawesi Selatan mulai mengalami penurunan curah hujan sejak Mei, kondisi sumber air baku di Parepare masih dalam batas aman. “Kami prediksi Parepare akan mengalami puncak kemarau pada September. Tapi kondisi sumber air baku sejauh ini masih stabil dan mencukupi untuk kebutuhan pelanggan,” katanya.
PAM Tirta Karajae mengandalkan dua sumber air baku utama, yaitu Sungai Karajae dan sumur dalam di beberapa titik strategis. Ketergantungan terhadap curah hujan relatif rendah karena sumber air tersebut masih memiliki debit yang mencukupi meski intensitas hujan menurun.
“Suplay air baku Karajae dalam kondisi kemarau masih mampu menyuplai air hingga 80 liter/detik, meski tentu harus tetap diatur dengan efisiensi,” bebernya.
Sebagai bentuk kesiapsiagaan, PAM Tirta Karajae juga mengatur pola distribusi secara dinamis dan menyiagakan armada tangki air bersih sebagai solusi alternatif jika sewaktu-waktu dibutuhkan di wilayah tertentu.
“Kita juga sudah siapkan armada tangki jika ada daerah yang memerlukan suplai tambahan. Prinsipnya, kebutuhan dasar masyarakat tetap jadi prioritas utama,” tandasnya.
Dengan berbagai upaya ini, PAM Tirta Karajae optimistis dapat menjaga pelayanan air bersih tetap berjalan maksimal di tengah tantangan cuaca ekstrem dan musim kering. (*)
