Yogyakarta – Bima Perkasa Jogja memperkenalkan Presiden Klub dan pelatih baru pasca gagal memenuhi target di Indonesian Basketball League (IBL).
Posisi Presiden Klub diisi oleh Dr. Hady Efendy. Doktor yang sempat menjadi dosen di Universitas Hasanuddin jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik ini bukan sosok baru di dunia basket Indonesia.
Hady, sapaannya dikenal peduli dengan dunia basket tanah air khususnya anak dan remaja. Ia mengelola Pancasona Basketball di Cimahi yang berisi banyak pemain remaja. Selain mengasah teknik, Hady juga mengedepankan mental dengan mengajak pemain muda uji coba di luar Cimahi. Hady juga cukup lama menjadi bagian dari manajemen Satya Wacana Salatiga, salah satu peserta IBL.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Misi saya pribadi ingin memperbaiki prestasi klub musim lalu. Musim depan playoff lalu ketika sudah sampai sana, baru kita pasang target selanjutnya. Untuk musim depan, saya tegaskan semua pemain harus main dengan hati. Demi Yogyakarta,” kata Hady saat jumpa pers di depan wartawan, Sabtu (6/8/2022) lalu.
Selanjutnya, posisi pelatih diisi oleh Efri Meldi yang namanya cukup terkenal di dunia basket profesional Indonesia karena kekayaan taktik serta ketajamannya melihat lalu mengeluarkan bakat-bakat pemain muda.
Musim lalu coach Meldi mengarsiteki Tangerang Hawks setelah menghabiskan kariernya di Satya Wacana Salatiga selama beberapa tahun.
“Latihan akan berat. Ada try out, entah di dalam atau luar negeri agar mereka benar-benar siap menghadapi musim. Latihan juga sudah kami mulai tiga pekan lalu,” kata coach Meldi.
Dengan diperkenalkannya presiden dan pelatih baru, owner Bima Perkasa, dr.Edy Wibowo berharap Bima Perkasa bakal kembali ke track: menjadi klub yang diperhitungkan di liga profesional.
“Momen hari ini adalah lembaran baru untuk Bima Perkasa. Kami berharap dengan dukungan kawan-kawan media, stakeholder, serta pecinta basket di Yogyakarta Bima Perkasa akan kembali ke jalurnya, tim bandel yang menyulitkan dan tidak mengenal kata menyerah. Tip off bagi kami sudah datang,” sambung dr.Edy Wibowo. (*)