Pinrang – Aroma balas dendam politik diduga kuat mewarnai mutasi sejumlah kepala sekolah (Kepsek) di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Sejumlah kepala sekolah yang sebelumnya dikenal berprestasi kini diturunkan menjadi guru biasa lalu dimutasi ke pelosok yang sulit dijangkau kendaraan.
Hal itu dikemukakan oleh sejumlah sumber warga Kabupaten Pinrang yang minta agar tidak disebutkan identitasnya.
Para kepala sekolah yang dicopot, kata sumber, dianggap tak mendukung bupati Petahana pada Pilkada yang dihelat baru baru ini.
“Kemungkinan besar mereka (kepala sekolah) dicopot karena tidak memilih bupati pada pemilihan baru baru ini,” ungkap sumber.
Ironisnya, lanjut sumber, saat ini masih banyak sekolah di Pinrang yang justru belum memiliki kepala sekolah definitif hanya dipimpin oleh pelaksana tugas (Plt).
Namun, alih-alih mengangkat kepsek baru, sejumlah kepala sekolah aktif dan berprestasi justru diberhentikan.
Salah satunya adalah Muhidin, Kepala UPT SD Negeri 175 Pinrang. Muhidin dikenal sebagai sosok pendidik berdedikasi yang kerap membawa harum nama sekolah lewat prestasi murid-muridnya.
“Harusnya diapresiasi, diberi penghargaan. Pak Muhidin malah dicopot diturunkan jadi guru bantu di sekolah yang terpencil. Ini tidak adil, kami curiga ini buntut dari Pilkada,” tambah sumber tersebut.
Muhidin sendiri saat dikonfirmasi membenarkan bahwa dirinya diturunkan menjadi guru biasa dan dimutasi ke tempat yang terpencil.
“Benar saya dimutasi, saya tidak tahu alasan pastinya karena di dalam surat tidak dijelaskan. Tapi sebagai ASN, saya siap ditugaskan di mana saja. Tempatku sekarang terpencil hanya bisa dilalui motor,” ucap Muhidin, Minggu (4/5/2025).
Pernyataan Dinas Pendidikan di halaman 2
