KKP-Kementan Sinergi Kembangkan Intan AP Pandu

- Redaksi

Senin, 6 Mei 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Beritasulsel.com – Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melaksanakan panen hasil Inovasi Teknologi Adaptif Perikanan Mina Padi Air Payau (INTAN-AP) padi udang windu (PANDU) di lahan idle (menganggur) di Dusun Uring, Desa Lawallu, Kecamatan Soppengriaja, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan (Sulsel), pada Ahad, (5/5/2019).

Panen dilakukan di lahan seluas ± 1 hektare (± 30 persen untuk caren udang dan ± 70 persen untuk lahan padi). Lahan tersebut merupakan lahan persawahan milik kelompok masyarakat yang sudah ditinggalkan kurang lebih 10 tahun karena dianggap tidak produktif.

Kepala BRSDM Sjarief Widjaja mengatakan INTAN-AP PANDU merupakan teknologi baru, yang mencoba menggabungkan udang windu yang biasanya hidup di wilayah laut, dengan padi yang biasanya hidup di air tawar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Ternyata dengan teknologi mereka bisa didekatkan. Padi dengan varietas khusus yang mampu bertahan dengan air payau sampai 10ppt. Kemudian udang windu yang tadinya 45ppt bisa diturunkan menjadi 10ppt. Setelah panen pertama berhasil, panen kedua ini luar biasa, berhasil juga, jadi kita lihat teknologi ini sudah mapan untuk bisa dikembangkan di masyarakat secara luas,” jelas Sjarief Widjaja.

INTAN-AP Pandu merupakan integrasi teknologi budidaya udang windu dengan padi varietas toleran salin untuk memanfaatkan potensi lahan idle yang disebabkan oleh intrusi air laut. Kegiatan riset ini diinisiasi oleh Pusat Riset Perikanan (Pusriskan) pada 2018 melalui sinergitas riset antara Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAP3) dengan Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BBPadi) Kementerian Pertanian.

Dijelaskan bahwa tokolan udang windu yang digunakan adalah hasil riset perakitan strain udang windu unggul BRPBAP3, sedangkan varietas padi toleran salin yang digunakan adalah INPARI 34 dan 35 yang merupakan hasil riset perakitan varietas BBPadi.

“Perbaikan teknologi budidaya minapadi air payau pada tahun ini yaitu pencegahan serangan hama pada tanaman padi tidak lagi menggunakan pestisida kimia, namun menggunakan biopestisida atau pestisida nabati yang aman bagi kehidupan udang dan ramah lingkungan. Keberhasilan teknologi ini sangat bergantung pada pemeliharaan dan manajemen lingkungan yang sesuai untuk kehidupan udang windu dan padi karena udang windu dan padi mempunyai toleransi salinitas yang berbeda,” terang Sjarief.

Keberhasilan INTAN-AP Pandu serta pengembangan dan keberlanjutan teknologi ini, lanjutnya, membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, tak hanya pemerintah pusat, namun juga pemerintah daerah.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulsel, Sulkaf S Latief menyampaikan bahwa kegiatan ini mendukung Program Gubernur Sulsel bagi Kebangkitan udang windu di Sulawesi Selatan.

“Ini sejalan dengan perintah gubernur di sektor kelautan dan perikanan, bahwa kita harus mempertahankan udang windu yang merupakan (spesies) asli Indonesia. Dengan bantuan semua stakeholder, terutama KKP yang mendorong Sulawesi Selatan untuk mengembangkan udang windu,” ujar Sulkaf.

Pihaknya menyampaikan akan ada beberapa daerah yang akan menjadi wilayah pengembangan udang windu di Sulawesi Selatan untuk meningkatkan produksi diantaranya Barru, Pinrang, Bone, Bajo, Talakalar, Bulukumba, Sinjai. Hal ini diharapkan agar kajian riset INTAN-AP PANDU dapat menjadi informasi yang berguna bagi masyarakat dalam pemanfaatan lahan yang tidak termanfaatkan secara optimal akibat adanya interusi air laut.

Berdasarkan hasil panen, lahan idle dengan teknologi INTAN-AP PANDU mampu menghasilkan beras 2.5 ton (lahan 0,7 hektare) dan 216 kilogram udang (lahan 0,3 hektare), dalam satu kali masa tanam.

Dengan harga pasaran udang Rp 75 ribu per kilo serta harga beras Rp 4 ribu per kilo, pembudidaya minapadi mampu mendapatkan hasil senilai Rp 26 juta dalam satu kali masa tanam.

Sebelumnya, riset teknologi budidaya minapadi air payau telah diujicobakan pada musim kemarau dan musim penghujan. Berdasarkan hasil percontohan dilokasi ini, potensi produksi udang adalah 216 kg / lahan minapadi dengan padat tebar 4 ekor/m², sedangkan produksi padi adalah 2.450 kg / lahan minapadi.

Hasil riset ini juga merupakan bagian dari perwujudan program BRSDM dalam menciptakan desa inovasi digital 4.0 di sejumlah daerah. Sebelumnya BRSDM telah mengembangkan desa inovasi digital 4.0 di Kampung Gabus di Ciseeng, Kampung Sidat di Cilacap, dan Kampung Nila di Sleman.

Disela panen Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) yg di wakili oleh Moch Anugrah menyampaikan apresiasi kepada tim pandu dan menyampaikan harapannya agar program pandu bisa dimasifkan di sulsel agar lahan-lahan ide yang disebabkan intrupsi bisa kembali membawa manfaat bagi masyarakat. (RIS/BSS)

Berita Terkait

Anggota Komisi 3 DPR RI Andi Amar Ajak Mahasiswa untuk Amalkan Nilai-nilai 4 Pilar Kebangsaan
KPU Kota Parepare Gandeng Dua Lembaga Survey untuk Hasil Hitung Cepat
Bawaslu Sulsel Gelar Sosialisasi Pelatihan Patroli Siber Pilkada 2024
Dihadiri Fatmawati Rusdi, Ustaz Das’ad Latif Ajak Warga Makassar Jaga Kebersamaan di Momen Politik
PAM Tirta Karajae Parepare Umumkan Wilayah Terdampak Gangguan Distribusi Air
Pilkada Aman dan Damai, KPU Parepare Gelar Doa Bersama dengan FKUB
Irjend Mentan Amran jadi Ketua KPK
Kabar Gembira, Kini Hadir LinkAJPAR Layanan Termurah dan Terlengkap Mudahkan Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari

Berita Terkait

Selasa, 26 November 2024 - 19:02

Anggota Komisi 3 DPR RI Andi Amar Ajak Mahasiswa untuk Amalkan Nilai-nilai 4 Pilar Kebangsaan

Selasa, 26 November 2024 - 12:05

KPU Kota Parepare Gandeng Dua Lembaga Survey untuk Hasil Hitung Cepat

Selasa, 26 November 2024 - 05:50

Bawaslu Sulsel Gelar Sosialisasi Pelatihan Patroli Siber Pilkada 2024

Minggu, 24 November 2024 - 23:21

Dihadiri Fatmawati Rusdi, Ustaz Das’ad Latif Ajak Warga Makassar Jaga Kebersamaan di Momen Politik

Jumat, 22 November 2024 - 19:20

PAM Tirta Karajae Parepare Umumkan Wilayah Terdampak Gangguan Distribusi Air

Berita Terbaru